Pemkot Bogor Laksanakan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk di Sekolah-sekolah

Pemkot Bogor Laksanakan Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk di Sekolah-sekolah

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto saat melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) demam berdarah dengue (DBD) di SMPN 3 Bogor.-HO-Humas Pemkot Bogor-ANTARA

Radar Jabar – Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Jawa Barat, mengadakan Gerakan Serentak (Gertak) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di sekolah, madrasah, dan pesantren. Gerakan ini bertujuan guna mencegah demam berdarah dengue (DBD).

 

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, mengingatkan, kesiapsiagaan bisa meminimalisasi dan mencegah DBD. Maka dari itu, dirinya ikut menyosialisasi dan mengedukasi siswa-siswi seputar penyakit yang disebabkan oleh virus dengue itu.

 

Dia mengatakan bahwa situasi DBD di kota Bogor saat ini sedang tak baik-baik saja. Hal ini sebab terdapat sembilan warga meninggal dunia dan mayoritas ada di rentang usia 14 tahun.

 

BACA JUGA:DPC PKB Depok Buka Pendaftaran Bagi Calon Wali Kota dalam Pilkada 2024

 

“Jadi saya titip betul begitu panas tinggi, begitu pusing, begitu meriang jangan telat, nanti bisa fatal. Tolong ya anak-anak,” ucap Bima, Selasa 2 April 2024, dikutip dari Antara Jabar.

 

Bima memaparkan berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor. Nyamuk aktif menggigit di rentang waktu pukul 07.00 WIB sampai pukul 09.00 WIB serta pukul 15.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB.

 

“Itu jam rawan. Saya titip tidak boleh ada genangan air yang bisa menimbulkan jentik nyamuk. Semuanya harus rajin memantau jentik yang biasanya suka ada di dispenser air mineral, di belakang kulkas, di daun pada tanaman hias yang menimbulkan genangan, barang yang tidak terpakai dan sebagaianya,”katanya.

 

BACA JUGA:Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Dirlantas Polda Jabar Akan Lakukan Beberapa Skema Pengaturan

 

Di sisi lain, Kepala Dinkes Kota Bogor Sri Nowo Retno menyebut aktivitas PSN di sekolah ini dilaksanakan sebab melihat data DBD yang terus ada peningkatan sedari awal. Belum ada pula tanda penurunan signifikan dari kasus yang tersebar di delapan kelurahan.

 

“Dari sebaran kasus DBD yang paling banyak itu adalah usia rentan lima sampai 14 tahun dan jumlahnya sampai 606 kasus.” Papar Retno.

Sumber: