Kenali 5 Ciri-Ciri Buzzer Pro Zionis Israel di Indonesia, Jangan Sampai Terbujuk
Ciri-Ciri Buzzer Pro Zionis Israel di Indonesia-X/SammiSoh/bnsphrxyzzz-
Beberapa diantara akun pro zionis Israel menuliskan deskripsi di bio akun sosial media, seakan-akan mereka adalah seseorang yang nasionalis. Seperti contohnya, “NKRI Harga Mati”, “Bhinneka Tunggal Ika”, “Menjunjung Pancasila”, “Menjunjung Toleransi Keberagaman”, dan lain-lain demi menujukkan jika dirinya paling benar.
Hal itu digunakan mereka sebagai kedok untuk melancarkan aksi perlawanan terhadap Undang-Undang dasar negara Indonesia. Karena seseorang yang benar-benar mempunyai jiwa nasionalis yang tinggi, akan bertindak nyata yang bermanfaat untuk bangsa dan negara. Bukan hanya menuliskan deskripsi pro nasionalis di akun sosial media sendiri, agar pemilik akun lain bisa melihatnya.
Meskipun begitu, jika ada akun yang menuliskan deskripsi nasionalis Indonesia di bio mereka, kita tidak bisa langsung menuduh mereka adalah buzzer pro Israel.
3. Islamophobia
Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk penganut agama Islam terbanyak di dunia. Selain Islam, agama Kristen, Hindu, Budha, dan Konghucu diakui di Indonesia. Semua hidup damai dalam kerukunan meski terkadang terjadi pergesekan ideologi diantara mereka.
Seperti diketahui, Palestina juga merupakan salah satu negara mayoritas Islam. Namun, disana terdapat pula warga penganut agama Kristen, Yahudi, dan agama lainnya. Buzzer pro zionis Israel seringkali menganggap alasan warga Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina atas dasar membela agama Islam. Padahal, semua itu atas dasar kemanusiaan.
Narasi-narasi anti Islam selalu digaungkan akun-akun pro zionis Israel untuk melawan argumen, juga untuk membela aksi genosida rakyat Palestina oleh Israel. Padahal, Israel tak hanya menindas umat Islam di Palestina, tetapi juga umat Kristen dan warga beragama lain di sana. Mereka seakan-akan tak setuju dengan apapun yang mempunyai unsur keislaman di dalamnya. Namun hanya berani beropini di media sosial.
4. Menyebut Pejuang Kemerdekaan Palestina Sebagai Teroris
Israel selalu menyebut kelompok Brigade Brigade Al-Qassam, Brigade Al-Quds, Hizbullah, dan pasukan sekutu Hamas lainnya sebagai teroris. Padahal, mereka yang selalu berada di garda terdepan demi merebut kemerdekaan Palestina dari penjajahan Israel.
Tak hanya Israel, negara-negara sekutunya seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan lainnya pun menyebut pasukan tersebut sebagai teroris. Ini adalah cara mereka meyakinkan dunia jika siapapun yang melawan Israel dan sekutunya, adalah seorang teroris.
Tentu saja, narasi tersebut selalu digaungkan juga oleh banyak akun pro zionis Israel asal Indonesia. Mereka menyebut Hamas sebagai teroris, dan tindakan Israel adalah sebagai upaya membela diri. Meskipun militer Israel telah membunuh ribuan anak-anak, wanita, dan warga Palestina yang tidak berdosa.
Mereka seakan-akan menutup mata dan tetap membela aksi biadab Israel yang selalu menargetkan warga sipil Palestina. Bahkan akun-akun buzzer Israel secara terang-terangan membenarkan semua kebiadaban yang telah dilakukan Israel.
5. Playing Victim
Saat ini, siapa negara yang sedang mati-matian melancarkan propaganda untuk meraih lebih banyak dukungan? Ya, Israel. Karena bukti kebiadaban Israel jauh lebih banyak untuk bisa ditunjukan kepada publik.
Sebagai informasi, playing victim adalah tindakan di mana seseorang berusaha berperan sebagai korban untuk menutupi kejahatan yang telah dilakukannya. Seperti halnya perilaku yang selalu ditunjukan berbagai akun pro Israel di media sosial.
BACA JUGA:Fenomena Yahudi Pesek di Indonesia dan Buzzer Sewaan Israel
Seperti contohnya, mereka menyebarkan narasi yang memojokkan pihak Palestina menggunakan berita palsu dan berbagai propaganda yang bersumber dari pihak Israel. Namun, ketika mendapat komentar dari para akun pro Palestina yang meluruskan narasi sesat mereka, akun pro zionis Israel ini seringkali membalas argumen tersebut dengan berperan sebagai korban.
“Dasar pendukung teroris Hamas!”, “Hamas Pesek”, “Oh ternyata agamamu mengajarkan bicara kasar ya?”, "Kok agama kalian mengajarkan membenci?" “Sana pindah saja ke Palestina”, "Urus negara sendiri dulu sebelum Palestina,” dan argumen lainnya untuk menutupi narasi bodoh yang mereka bagikan.
Sumber: