Mengenal Fenomena Gelombang Laut Persegi, Apakah Benar Berbahaya?

Mengenal Fenomena Gelombang Laut Persegi, Apakah Benar Berbahaya?

Mengenal Fenomena Gelombang Laut Persegi, Apakah Benar Berbahaya--Sumber Gambar: Wikipedia

RADAR JABAR - Fenomena gelombang laut persegi, juga dikenal sebagai "cross sea", terjadi ketika dua set gelombang yang berbeda arah bertemu.

Hal ini sering terjadi di perairan terbuka, di mana gelombang yang dihasilkan oleh angin memiliki arah yang berbeda karena topografi dasar laut atau struktur pantai yang kompleks.

Ketika gelombang dari dua arah yang berbeda bertemu, mereka dapat membentuk pola persegi yang terlihat sangat tidak biasa dan potensial berbahaya bagi kapal-kapal kecil.

Gelombang laut persegi dapat terbentuk ketika angin kencang yang konstan meniup selama periode yang lama di suatu wilayah. Misalnya, angin barat laut yang kencang dapat menciptakan gelombang utama yang bergerak ke arah barat daya, sementara angin timur laut yang juga kencang menciptakan gelombang kedua yang bergerak ke arah timur laut.

Ketika gelombang-gelombang ini bertemu, mereka saling memengaruhi dan dapat menciptakan pola persegi yang terlihat seperti jaring laba-laba yang besar di atas permukaan laut.

Dampak dari fenomena gelombang laut persegi ini dapat sangat berbahaya, terutama bagi kapal-kapal kecil. Gelombang-gelombang yang bertemu ini dapat menciptakan kondisi laut yang sangat tidak stabil dan berbahaya.

Kapal-kapal kecil yang terjebak di antara dua set gelombang ini dapat mengalami guncangan yang sangat kuat dan berpotensi untuk terbalik. Selain itu, gelombang laut persegi juga dapat menciptakan arus yang sangat kuat dan tidak terduga, yang dapat membahayakan kapal-kapal yang berada di sekitarnya.

Untuk menghindari bahaya dari fenomena gelombang laut persegi, kapten kapal dan para pelaut perlu waspada terhadap kondisi laut yang tidak biasa. Mereka perlu memperhatikan prakiraan cuaca dan arah angin, serta memahami topografi dasar laut di daerah tersebut.

Selain itu, kapal-kapal kecil sebaiknya menghindari wilayah di mana fenomena gelombang laut persegi sering terjadi, terutama ketika cuaca buruk atau angin kencang.

Dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal "Ocean Engineering", para ilmuwan memodelkan fenomena gelombang laut persegi dan menemukan bahwa pola gelombang ini dapat bertahan selama berjam-jam atau bahkan hari.

Mereka juga menyarankan bahwa fenomena ini dapat menjadi tantangan serius bagi perencanaan dan desain struktur pantai, terutama di daerah yang rentan terhadap gelombang laut persegi.

Secara keseluruhan, fenomena gelombang laut persegi adalah contoh yang menarik dari kompleksitas alam dan interaksi antara angin, air, dan topografi dasar laut. Namun, fenomena ini juga menimbulkan potensi bahaya yang perlu dipahami dan diwaspadai oleh para pelaut, nelayan, dan perencana pantai.

Sumber: