Ternyata 90 Persen Orang di Dunia Tidak Akan Pernah Sukses Setelah Menjadi Medioker, Pahami Konsekuensinya
Ternyata 90 Persen Orang di Dunia Tidak Akan Pernah Sukses Gara-Gara jadi Medioker-Ilustrasi/Pixabay-
Jika kamu tidak mau menghadapi kegagalan, maka hidupmu akan stagnan, dan jika kamu ingin mencapai potensi maksimalmu, kamu harus berani menghadapi kegagalan. Kegagalan akan mengajarkan kita tentang kerendahan hati.
Dengan banyak kegagalan, mental kita akan teruji, karakter kita akan kuat, hati kita akan lapang, dan kita akan menjadi tahan terhadap kegagalan. Sehingga, kita tidak akan mudah goyah ketika dihadapkan pada masalah yang mungkin sulit untuk kita selesaikan.
Kebanyakan orang cenderung lebih suka menghabiskan waktu dengan mengkonsumsi hiburan dan hal-hal yang mengalihkan perhatian mereka daripada belajar atau berjuang.
Hal ini tidak mengejutkan sama sekali, karena sifat dasar manusia adalah mudah bosan dan selalu mencari kesenangan. Akibatnya, banyak orang menghabiskan hidup mereka tanpa menguasai keterampilan apa pun dengan baik.
Mengapa hal ini terjadi? Karena untuk menguasai suatu keterampilan, seseorang harus bersungguh-sungguh dan rutin belajar. Belajar itu sifatnya berulang dan seringkali membosankan. Oleh karena itu, banyak orang berhenti belajar dan akhirnya tidak memiliki keahlian khusus sepanjang hidup mereka.
Namun, ada kabar baik. Sebagian besar orang cenderung memiliki sikap seperti ini, sehingga jika Anda termasuk dalam 10% yang bersedia belajar, berjuang, dan bekerja keras, Anda akan memiliki sedikit pesaing. Persaingannya akan lebih sedikit, dan Anda akan lebih mudah mencapai puncak kesuksesan.
Ingatlah, jika Anda belajar sesuatu hari ini, ada jutaan orang di luar sana yang tidak belajar. Jika Anda bangun lebih pagi hari ini, ada jutaan orang yang bangun lebih siang. Dan jika Anda memutuskan untuk terus maju hari ini, ada jutaan orang yang memutuskan untuk berhenti.
Ironisnya, sebagian besar dari 90% orang yang disebutkan tadi berjuang satu sama lain untuk mencapai tingkat kebiasaan yang medioker. Oleh karena itu, persaingan dalam kategori tersebut lebih sulit dan kompetitif.
BACA JUGA:Apa Arti Hidup Ini? Memahami Filosofi Nihilisme
Seperti contoh kasus, perlu dicatat bahwa kami tidak bermaksud merendahkan CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil). Saya memiliki seorang karyawan yang saat itu masih kuliah. Dia sangat cerdas dan disiplin. Potensinya luar biasa, dan IPK-nya sangat tinggi.
Saat dia hampir lulus kuliah, ada pendaftaran CPNS untuk lulusan SMA. Dia mendaftar dan lulus. Dia akan menjadi PNS golongan rendah jika diterima. Namun, dia memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah.
Beberapa tahun kemudian, kami bertemu lagi dan dia merasa menyesal karena terlalu terburu-buru dan ingin masuk ke zona nyaman. Dia bercerita bahwa banyak teman sekelasnya yang memilih masuk ke perusahaan besar, bahkan ada yang menjadi bos.
Meskipun ada yang menjadi PNS, mereka menjadi PNS golongan tinggi dengan gaji lebih tinggi daripada yang dia terima.
Saya tidak bisa memberikan apa pun selain nasihat. Saya sarankan agar dia terus maju dan berkembang. Jadi, apa yang dapat kita pelajari dari kisah tersebut?
Terkadang, kita tidak menyadari bahwa kita memiliki potensi untuk menjadi luar biasa. Mungkin saat ini kalian tidak menyadarinya, tetapi alih-alih menunggu terlalu lama, berpura-puralah bahwa kalian bisa menjadi hebat.
Sumber: