Kenali Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner Sejak Dini, Gejala, Pencegahan, serta Pemeriksaannya
Penyakit Jantung Koroner, Kenali Gejala Sejak Dini,--
Salah satu penyakit jantung yang sering ditemui di sekitar kita ialah Penyakit jantung koroner (PJK) atau coronary heart disease, maka Anda perlu mengetahui apa saja faktor risiko penyakit jantung koroner.
Ada faktor resiko PJK yang tidak bisa dikendalikan, seperti jenis kelamin, genetika, dan bertambahnya usia. Namun, ada beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko jantung koroner yang perlu diantisipasi.
Penyebab Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan kondisi yang terjadi akibat adanya sumbatan pada pembuluh darah koroner (pembuluh arah utama yang berfungsi untuk memberi suplai darah, oksigen, dan nutrisi ke otot jantung). Akibatnya, suplai darah menuju otot jantung akan berkurang atau yang paling parah, bisa berhenti.
Jika sumbatan yang terjadi tidak diatasi sesegera mungkin, maka akan semakin banyak otot jantung yang mengalami kerusakan dan menyebabkan jantung tidak bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan penanganan cepat dan tepat.
Menurut penelitian, penyakit jantung koroner adalah salah satu jenis penyakit jantung ydengan angka kematian tertinggi di dunia karena baik anak kecil hingga dewasa berisiko mengalami penyakit ini. Di Indonesia sendiri, terdapat sekitar 35% kematian yang disebabkan oleh penyakit ini dan 5-9% berusia diatas 20 tahun.
Umumnya, kondisi ini merupakan dampak dari adanya plak kolesterol dan peradangan pada pembuluh darah arteri di jantung. Adapun penyebab penyakit jantung koroner di antaranya sebagai berikut:
- Hipertensi (tekanan darah tinggi)
- Diabetes
- Kegemukan
- Peradangan pada pembuluh darah
- Kebiasaan merokok
- Kadar kolesterol dan trigliserida tinggi
Hal-hal di atas merupakan faktor utama yang berisiko melukai dinding arteri. Arteri adalah pembuluh nadi yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi berupa penyakit jantung koroner. Selain merusak/melukai arteri, plak juga dapat menempel dan perlahan menebal di dinding arteri.
Plak yang semakin menebal menyebabkan penyempitan pembuluh darah sehingga menghambat aliran darah serta oksigen ke jantung. Dan, ketika plak tersebut pecah, maka trombosit akan berusaha untuk memperbaiki luka di arteri tersebut. Proses ini membentuk gumpalan darah yang mungkin dapat memblokir aliran darah ke seluruh tubuh.
Pemblokiran arteri tersebut menyebabkan penderita merasakan angina (nyeri dada) semakin parah. Ketika pembekuan darah cukup besar, risikonya arteri akan tertekan dan menyebabkan kematian otot jantung atau infark miokard. Selain itu, penyakit jantung koroner juga dapat mengakibatkan pembengkakan jantung (kardiomegali).
Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa penyebab jantung koroner adalah rusaknya dinding arteri dan penumpukan plak yang berakibat pada penyempitan pembuluh darah menuju jantung. Namun, perlu Anda ketahui pula bahwa ada beberapa faktor risiko penyakit jantung koroner lainnya, sepert :
1. Riwayat Keluarga
Apabila terdapat keluarga Anda yang mengidap penyakit jantung koroner, maka risiko penurunan penyakit ini akan semakin meningkat.
2. Kebiasaan Merokok
Kandungan nikotin pada rokok dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Tidak hanya itu, rokok juga mengandung karbon monoksida yang dapat meningkatkan risiko kerusakan pembuluh darah. Merokok juga bisa menjadi pemicu terjadinya serangan jantung di usia muda. Maka, akan lebih baik jika Anda mengurangi kebiasaan merokok mulai dari sekarang.
3. Lansia
Usa lanjut merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner yang tidak dapat diubah. Saat seseorang memasuki usia lanjut, arteri akan mengalami penyempitan dan semakin rapuh. Karenanya, risiko untuk terkena jantung koroner semakin tinggi.
4. Berjenis Kelamin Pria
U.S. National Library of Medicine mempublikasikan jurnal berjudul “Why do Men Get More Heart Disease than Women?”, jurnal ini menyebutkan bahwa pria merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner dikarenakan pria kurang adaptif untuk mengatasi gejala stres secara fisiologis, emosional, dan perilaku yang dapat berpengaruh pada peningkatan risiko penyakit jantung koroner.
Faktor risiko penyakit jantung yang satu ini tidak dapat diubah, sama halnya seperti faktor usia. Namun, Anda dapat mencegahnya dengan menerapkan gaya hidup sehat, mulai dari pola makan, dan rutin berolahraga.
5. Menopause
Selain pria, rupanya wanita yang sudah memasuki masa menopause juga menjadi faktor risiko penyakit jantung koroner. Penyebabnya adalah hormon estrogen yang bersifat kardioprotektif (proteksi terhadap penyakit jantung).
Ketika produksi hormon estrogen berkurang, akan terjadi perubahan kemampuan tubuh dalam menangani kadar kolesterol, hal ini memengaruhi distribusi kadar lemak dalam darah. Itulah yang dapat memicu terjadinya penyakit jantung koroner.
5. Menderita Hipertensi
Seseorang yang memiliki riwayat hipertensi (tekanan darah tinggi) juga turut menjadi faktor risiko penyakit jantung koroner. Anda juga perlu waspada karena pengidap hipertensi berpotensi mengalami serangan jantung. Maka penderita hipertensi disarankan selalu memantau tekanan darah dan merubah gaya hidup menjadi lebih sehat.
6. Memiliki Trauma Mental
Tahukah Anda bahwa trauma mental seperti stres psikologi berat jangka panjang adalah salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner? Ya, stres yang berkepanjangan, terlebih jika Anda tidak mampu mengendalikannya dengan baik dapat memicu penyakit jantung.
Gejala Penyakit Jantung Koroner
Setiap orang bisa mengalami penyakit jantung koroner, sehingga mengetahui gejala penyakit ini sangat penting untuk mendeteksi sedini mungkin. Berikut gejala penyakit jantung koroner yang harus Anda waspadai.
1. Nyeri Dada atau Dada Seperti Tertindih
Nyeri dada menjadi salah satu gejala yang paling umum terjadi pada panyakit jantung. Biasanya kondisi ini disebabkan oleh kurangnya asupan darah kaya oksigen ke otot jantung sehingga dada terasa berat atau seperti tertindih. Rasa nyeri pada dada biasanya terjadi dan sangat terasa ketika Anda sedang melakukan aktivitas, misalnya saat berolahraga serta saat Anda sedang mengalami stres emosional.
2. Sesak Napas
Gejala penyakit jantung koroner yang selanjutnya adalah sesak napas. Jantung yang tidak berfungsi dengan baik, yakni memompa darah menuju paru-paru akan mengakibatkan Anda sulit bernapas. Tidak hanya itu, banyaknya cairan yang terdapat pada paru-paru akan membuat kondisi ini semakin parah, terlebih bila terjadi bersamaan dengan nyeri dada.
3. Rasa Mudah Lelah
Gejala lainnya adalah mudah lelah. Mudah lelah merupakan efek yang ditimbulkan dari fungsi jantung yang tidak normal. Biasanya mudah lelah disertai dengan pusing terjadi akibat sirkulasi darah yang terganggu.
4. Keringat Dingin, Mual, dan Muntah
Saat pembuluh darah menyempit, secara tidak langsung otot-otot pada jantung akan kekurangan oksigen sehingga menyebabkan iskemia. Iskemia sendiri merupakan kondisi yang memicu terjadinya keringat secara berlebih serta mual dan muntah.
Cara Mencegah Jantung Koroner
Setelah mengetahui faktor risiko penyakit jantung koroner. Lantas, bagaimana cara mencegah penyakit jantung koroner? Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan sebagai upaya pencegahan jantung koroner, di antaranya yaitu:
- Menjaga pola makan dengan mengonsumsi makanan yang baik untuk jantung
- Mengendalikan stres dengan baik
- Memantau tekanan darah secara berkala
- Menjaga berat badan ideal
- Rutin melakukan olahraga untuk mewujudkan jantung sehat
- Mengonsumsi antioksidan
Pemeriksaan Penyakit Jantung Koroner
1. Treadmill
Aktivitas fisik membuat jantung memompa lebih keras dan cepat. Oleh karena itu pemeriksaan treadmill dilakukan untuk mengetahui cara kerja jantung saat Anda melakukan aktivitas fisik, sehingga pemeriksaan treadmill sangat membantu untuk mengungkap adanya masalah aliran darah dalam jantung.
2. Rekam Jantung (EKG)
Rekam jantung atau Eko Kardiogram (EKG) merupakan salah satu pemeriksaan penyakit jantung koroner yang menggunakan alat gelombang suara. Alat ini juga bisa mendeteksi penyakit jantung lainnya.
3. CT Coronary Angiography
Jenis pemeriksaan yang menggunakan sinar-X ini dilakukan khusus untuk penyakit jantung koroner guna melihat pembuluh darah arteri. Dengan melakukan pemeriksaan jenis ini, dokter akan lebih mudah untuk mendiagnosis gangguan dan tingkat kerusakan pembuluh darah.
4. Kateterisasi Jantung
Kateterisasi jantung dilakukan untuk melihat secara pasti apakah ada sumbatan di pembuluh darah koroner atau tidak. Itu dia penjelasan mengenai beberapa faktor risiko, gejala yang perlu diwaspadai, pencegahan, serta pemeriksaan penyakit jantung koroner. Mulailah mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat agar risiko terkena penyakit jantung koroner tidak semakin tinggi.
Sebagai upaya pencegahan, Anda dapat melakukan konsultasi dan pemeriksaan fisik pada dokter keluarga Anda, serta pemeriksaan jantung lainnya (Medical Check Up) sesuai saran dokter yang menangani secara berkala. (dr. Widya, M.K.M)
Sumber: