TPPAS Legok Nangka Telah Masuk Tahap Lelang, DLH Sebut Ada Dua Bidder

TPPAS Legok Nangka Telah Masuk Tahap Lelang, DLH Sebut Ada Dua Bidder

Gerbang depan TPPAS Legok Nangka di Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, beberapa waktu lalu. (Jabar Ekspres)--

BANDUNG - Pengunaan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka yang berlokasi di Nagreg, Jawa barat kini telah memasuki tahap lelang.

Bahkan Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat, Prima Mayaningtyas menyebut saat ini telah ada dua bidder atau penawar yang akan mengikuti lelang tersebut.

Prima mengatakan bahwa dua bidder itu didapat berdasarkan hasil pengerucutan dari beberapa yang ingin mengikuti lelang TPPAS Legok Nangka.

"Mengerucut menjadi yang benar-benar ikut itu dua konsorsium. Jadi nanti mereka akan menawar dulu dari nilai project itu, dari nilai VGS dulu. Karena kami dapat VGF (Viability Gap Fund) itu Rp 1,3 triliun. Kemudian tipping fee kami Rp 386 ribu," kata Prima saat dikonfirmasi, Jum'at (16/9).

Sehingga dengan adanya dua bidder tersebut, kata Prima, pihaknya akan menunggu dialog interaktif dari LSI dengan pengikut lelang.

"Kami berharap jadwal kemarin kalau bisa di awal tahun 2023 sudah ditemukan pemenangnya. Kemudian, Insyaallah ground breaking itu sebelum Agustus 2023. Kemudian setelah itu langsung konstruksi dan bisa digunakan di tahun 2024. Tapi Insyaallah Maret 2024 mudah-mudahan bisa digunakan," ungkapnya.

Sementara, ia menyampaikan bahwa pihaknya belum dapat menentukan teknologi yang akan digunakan di legok nangka. Sebab saat ini masih dalam proses lelang.

"Kan ini masih dalam proses lelang. Jadi belum bisa melihat (teknologi) apa yang nanti final usulan dari mereka (bidder) yang akan digunakan di TPPAS Legok Nangka. Tapi kalau untuk teknologi saya melihat belum Waste to energy, itu juga kemungkinan besar tapi kami belum melihat final teknologi apa yang dipakai oleh para bidder ini," imbuhnya.

Untuk diketahui, TPPAS Legok Nangka merupakan fasilitas pengolahan sampah regional dengan teknologi modern hingga ramah lingkungan.

Tempat yang memiliki lahan seluas 82,5 hektar ini dinilai mampu mengolah sampah sekitar 1853 - 2131 ton per hari yang berasal dari lima daerah di Jawa Barat seperti Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Sumedang.

(San)

Sumber: