Tak Tahu Ada Warganya Sempat Masuk Jaringan NII, Kades Cileunyi Kulon Siap Lakukan Antisipasi

Tak Tahu Ada Warganya Sempat Masuk Jaringan NII, Kades Cileunyi Kulon Siap Lakukan Antisipasi

Bupati Bandung, Dadang Supriatna (tengah) bersama Kades Cileunyi Kulon, Mulyadi (kedua dari kanan). -(Foto: Yanuar Baswata/Jabar Ekspres)-

CILEUNYI, RadarJabar - Jelang Hari Kemerdekaan Indonesia, 72 Anggota NII Cabut Baiat dan Kembali Peluk NKRI.

Pergerakan jaringan Negara Islam Indonesia (NII) yang terorganisir dan rahasia perlu jadi perhatian terhadap kedaulatan.

Pasalnya, penolakan ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia yakni Pancasila tidak diakui oleh para anggota NII.

Kepala Desa Cileunyi Kulon, Mulyadi mengaku, dirinya cukup kaget saat mengetahui adanya anggota gerakan tersebut di wilayahnya.

"Kita tidak menganggap bahwa di wilayah Cileunyi Kulon itu tidak ada yang masuk jaringan gerakan tersebut, saya sendiri baru tahu sekarang ada yang masuk," kata Mulyadi pada Jabar Ekspres belum lama ini.

Diketahui, sebelumnya sebanyak 72 eks anggota gerakan tersebut mendeklarasikan pencabutan bai'at dan kembali memeluk NKRI yang dilakukan di Aula Desa Cileunyi Kulon, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung pada Minggu (14/8).

Kembalinya puluhan eks anggota NII memeluk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu, menunjukkan bahwa ideologi yang diakui hanya satu yakni Pancasila.

Gaungan deklarasi dari 72 eks anggota NII cukup menggema di dalam ruangan yang berukuran sekiranya 10x10 meter itu, seakan memberitahukan keteguhan dan bulatnya tekad mereka untuk kembali memeluk NKRI.

Deklarasi mencabut baiat yang diikuti oleh 72 eks anggota NII tersebut, diketahui dilakukan atas dasar kesadaran diri mereka tanpa ada paksaan.

Mereka pun secara bersamaan berdiri dan mengucapkan Pancasila, sebagai bukti kembalinya memeluk NKRI. Tak hanya itu, lantunan lagu kebangsaan Indonesia Raya turut digemakan.

"Awalnya saya gak tahu, karena yang tahu itu hanya dari Kesbangpol kemudian intelegen, kita sebatas kemasyarakatan, pembangunan," ujar Mulyadi.

Dia mengakui, selama ini pergerakan jaringan NII tidak bisa dideteksi sebab aktivitasnya yang tergolong tersembunyi atau tidak menonjol di ruang publik.

"Karena pergerakannya rahasia jadi saya sendiri tidak tahu siapa-siapa saja orangnya," ucapnya.

Mulyadi mengatakan, jika memang masih ada warganya yang tergabung dalam jaringan NII, maka disarankan segera memcabut baiat dan mengakui ideologi NKRI yakni Pancasila.

Sumber: Jabar Ekspres