Melihat Perbedaan Sihir Perdukunan dan Sulap, Benarkah Sulap Diperbolehkan dalam Islam
Salah satu aksi sulap, Pesulap merah yang membongkar praktek sihir perdukunan. (instagram @marcelradhival1)--
Tentu perkataan indah ini bukan termasuk sihir yang dilarang atau diharamkan oleh agama, karena para da’I dan tokoh agama sekalipun pasti sering menyampaikan tausiah , wejangan, dan ceramah dengan bahasa yang indah hingga mempengaruhi audienc mereka.
Untuk bisa menilai hukum sulap baik secara khusus maupun secara umum, hendaklah seorang da’I atau ulama mengetahui dahulu hakikat sulap dengan mempelajarinya.
Artinya, dia takboleh hanya mendengar informasi dari orang kedua atau bahkan hanya melalui asumsi-asumsi yang melahirkan kesimpulan sepihak.
Pasalnya, penjelasan orang lain, meskipun dari para pesulap sendiri terkadang diwarnai kebohongan.
Tak sedikip pesulap dan paranormal yang menggunakan ilmu sulap dalam prakteknya ingin dianggap hebat lalu mengklaim bahwa kemampuan mereka diperoleh dari ilmu sihir dengan melakukan ritual-ritual tertentu. Sebutlah contoh, paranormal yang melakukan pembedahan dengan tanpa anastesi (pembiusan) dan jahitan.
Sebagian besar orang, bahkan banyak kalangan medis, yang meyakini bahwa hal tersebut dilakukan dengan menguasai ilmu ghaib yang notabene hasil kerjasama dengan kalangan jin dan syaithan.
Padahal kenyataannya, praktek pembedahan tanpa bius dan tanpa jahitan tersebut dilakukan dengan trik yang sangat mudah jika kita mengetahui rahasianya.
Contoh lain yang mungkin lebih membekas di ingatan kita bersama adalah bagaimana sebuah buku berjudul “Dialog Dengan Jin Muslim” yang ditulis oleh Muhammad Isa Daud.
Di dalam buku tersebut dengan gamblang dikisahkan tentang perjanjian pesulap dunia David Copperfield dengan Syaithan lengkap dengan deskripsi nya.
Ketika itu mayoritas kita mungkin percaya kekuatan mistik yang ada pada diri David dengan atraksi-atraksi spektakulernya seperti; terbang bagai burung, membelah tubuh dengan gergaji mesin, menembus tembok china, menghilangkan pesawat terbang, menghilangkan patung Liberty , dan beragam atraksi lainnya.
Bahkan dalam buku “Dialog dengan Jin Muslim” tersebut diceritakan bahwa saat terbang David diangkat oleh beberapa Jin.
Laa Haula wa Laa Quwwata Illa Billah, benarkah semua itu? Ternyata semua itu adalah bohong besar!!!
Saya tak berani lancang menuduh Muhammad Isa Daud telah berbohong, tapi kenyataannya bahwa atraksi-atraksi tersebut ternyata memiliki penjelasan Ilmiah, bahkan atraksi ‘terbang’ David Copperfield telah didaftarkan di lembaga Hak Paten Amerika sehingga scenario atraksi hingga detil rancang bangun peralatan dijelaskan dengan gamblang pula.
Ternyata terbangnya David Copperfiled bukan karena diangkat Jin, tapi karena diderek dengan tali khusus setebal 1 milimeter yang memiliki kekuatan menahan berat hingga 100 kg.
Jadi siapa yang sebenarnya bekerjasama dengan Jin? David Copperfieldkah? ataukah si penulis buku dan kita semua yang percaya saja pada keterangan Jin yang jadi narasumber buku tersebut?
Coba bayangkan, bagaimanakah para ustadz akan mengeluarkan fatwa (Vonis?) jika tak ada yang membongkar (mempelajari) trik sulap tersebut? Apakah tidak kemudian ayat-ayat al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW justeru diperhinakan.
Sumber: