Penyakit Tidak Menular Incar Usia Produktif, Dinkes Canangkan Screening Dini

Penyakit Tidak Menular Incar Usia Produktif, Dinkes Canangkan Screening Dini

--

Radarjabar.disway.id, BANDUNG – Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, Anhar Hadian, mengatakan bahwa kasus ginjal secara umum ternyata sangat marak. Kematian atas penyakit tidak menular ini, termasuk ginjal, menyumbang lebih banyak korban jiwa dibandingkan kematian penyakit menular (terlepas covid).

“Ini sangat mengkhawatirkan, kalau dulu penyakit tidak menular identik dengan jantung, hipertensi, diabetes, itu penyakit untuk penyakit orang tua. Tapi kalau sekarang, anak-anak muda sekalipun banyak yang menderita,” ujarnya saat dihubungi, Selasa (9/8).

Salah satu penyebabnya, tutur Anhar, karena gaya hidup yang buruk. Pola makan yang tidak teratur, kurangnya asupan air putih, dan pola hidup lainnya.

“Saya tidak bawa angka pastinya, tapi cukup tinggi di Kota Bandung. Apalagi kalau kami sekarang punya kewajiban screening penyakit tidak menular kepada seluruh penduduk,” tuturnya.

“Ini kalau sudah diterapkan betul-betul, akan banyak ketahuan. Lebih cepat ketahuan lebih bagus, jadi pengobatannya bisa lebih ringan,” sambung Anhar.

Saat ini, kata dia, Dinkes Kota Bandung telah melakukan screening (pemeriksaan dini) pada 20-30 persen penduduk usia produktif. Dari screening tersebut, paparnya, diketahui bahwa sekitar 4-5 persen usia muda mengidap hipertensi dan penyakit jantung.

“Kita juga melakukan tes untuk penyakit diabetes dengan tes sederhana, dan mengetahui angkanya lumayan (banyak),” ungkapnya.

Dia mengatakan, pihaknya berfokus pada kelompok usia mulai dari 25-55 tahun yaitu kelompok usia produktif. Peningkatan screening yang merupakan amanat dari pusat tersebut, termasuk bagian dari SPM (standar pelayanan minmal) yang harus dikerjakan oleh Pemerintah Kota Bandung.

Selain ginjal, paparnya, hipertensi juga merupakan penyakit yang kerap terdeteksi. “Karena memang pemeriksaan ginjalnya belum optimal, belum semua Puskesmas di setiap kegiatan dapat memeriksa ginjal,” tutur Anhar.

Dia menambahkan, program  khusus soal edukasi ginjal akan direncakan oleh Dinas Kesehatan Kota Bandung, mengingat edukasi soal penyakit ginjal masih kurang dalam pemahaman masyarakat.

 “Masih jadi PR kita bersama. Kita mulai gemakan bahwa perlu ada pencegahan atau penanggulangan penyakit ginjal,” tandas Anhar.*** (Arv)

Sumber: Jabar Ekspres