Wacana Proyek Pembangunan Trem di Kota Bogor Menunggu Pilpres 2024

Wacana Proyek Pembangunan Trem di Kota Bogor Menunggu Pilpres 2024

ILUSTRASI : Tram atau trem (Pixabay)--

Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor berambisi meningkatkan pelayanan moda transportasi publik berbasis rel atau trem. Sejak tahun lalu, pihak Pemkot Bogor tengah berwacana mendatangkan trem untuk beroperasi di jantung kota. Namun hingga kini tak jelas kelanjutanya.

Yudha Prananda, Jabar Ekspres.

Feasibility Study (FE) atau study kelayakan mengenai trem sudah disampaikan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto kepada Menteri BUMN Erick Thohir, akhir tahun lalu. Mantan Bos Inter Milan itu setuju. Dia mendukung penuh, namun Erick minta wacana tersebut segera ditindak lanjut ke kementrian terkait hingga ke Presiden RI.

Proyek dengan nilai sekitar Rp. 1,7 triliun ini sejalan dengan wacana pembangunan program strategis nasional, yakni Light Rail Transit (LRT) Jabodetabek Cibubur-Bogor yang akan tembus di Terminal Baranangsiang, dan juga proyek strategis kereta api yang menghubungkan Bogor, Sukabumi, Jogjakarta. Itupun sama, belum jelas kapan akan terealisasi.

Hasil kajian awal FE dari Colas Rail dan Iroda sebagai konsultan menilai bahwa trem layak diimplementasikan di Kota Bogor. Koridor 1 menjadi yang pertama digarap, panjang lintasannya 8 kilometer.

Nantinya, Koridor 1 akan terintegrasi dengan Terminal Baranangsiang, Jalan Pajajaran, Jalan Otista, Jalan Juanda, Jalan Kapten Muslihat, Jalan Nyi Raja Permas, Jalan Sudirman dan Sempur hingga kembali ke Jalan Pajajaran. Jalur tersebut diharapkan menjadi moda konektivitas antara LRT dan Stasiun Bogor.

Proses berlanjut kepada pembahasan teknis dan regulasi antara Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) pada awal tahun lalu.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor Rudy Mashudi mengaku, Pemkot Bogor tengah membentuk tim Pembangunan dan Pengembangan Percepatan Perkeretaapian guna mengebut wacana tersebut.

"Kita belum lama ini baru kick off untuk tim percepatan pembangunan trem ya. Kita konsen terhadap 3 hal, yakni aspek regulasi, tekhis dan pembiayaan. Tim akan dibagi 3 pokja yang diketuai Bu sekda, Saya sebagai wakil ketua dan sekertaris Aspem. Untuk anggotanya, DPUPR, BKAD, Dishub dan kemarin hadir semua dalam rapat kick off tim," ungkapnya kepada Jabar Ekspres beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, Bima Arya menargetkan proses administrasi selesai sebelum masa jabatannya habis. Sehingga di 2024 bisa dimulai pembangunanya.

Poses yang ditempuh memang cukup alot. Rudy menegaskan, tak ingin kecolongan seperti LRT yang dinilai gagal dalam penataannya. Semuanya mesti selaras, termasuk dengan PT KAI.

"Kita tidak ingin seperti LRT ya, LRT itu kereta api dilibatkan diakhir, sehingga spesifikasi teknis dan sebagainya gak nyambung," paparnya.

Namun, pihaknya memastikan trem akan dituntaskan usai Pemilu 2024. Targetnya 2025 trem dapat dinikmati masyarakat.
"Target operasional harus lewat di tahun 2024, tapi semua ikhtiarnya kita upayakan agar legasi administratif, perencanaan bisa selesai di tahun 2023 dan 2024," bebernya.

Dia menjabarkan, Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) pun sudah tuntas. Dengan harapan DPRD dapat membahas dan merampungkan Perda Transportasi Agustus mendatang. Hingga pada tahap terakhir megenai teknis, meliputi perizinan penetapan trase trem.

Sumber: