Ngeri, Ayu Anjani Ungkap Kronologi Tenggelamnya Kapal yang Tewaskan Ibu dan Adiknya

Ngeri, Ayu Anjani Ungkap Kronologi Tenggelamnya Kapal yang Tewaskan Ibu dan Adiknya

Artis Ayu Anjani yang kehilangan ibu dan adiknya karena insiden tenggelamnya kapal--

ARTIS Ayu Anjani mengungkap kronologis kejadian tenggelamnya kapal, yang menewaskan ibu dan adiknya. Dia bahkan bersikeras akan memperkarakan kapten dan Anak Buah Kapal (ABK) Wisata Tiana yang ditumpangi keluarganya tersebut.

Peristiwa tragis penuh kepanikan yang menghilangkan dua orang yang disayanginya itu terjadi di perairan Taman Nasional Komodo (TNK), Labuan Bajo pada Selasa (28/6).

Keseriusannya akan mempolisikan kru kapal yang bertugas pada hari itu karena dia menilai ada kelalaian yang dilakukan, hingga mengakibatkan penumpang kapal termasuk ibu dan adeknya tak terselamatkan.

Keyakinannya akan kelalaian yang dilakukan kru kapal tersebut berdasar kesaksian dari ayah dan adik-adiknya yang lain yang ikut dalam rombongan tersebut.

“Saya bukan orang yang suka pansos atau cari perhatian public, apalagi degan keadaan saat ini. Justru karena saya sudah lama tinggal di Labuan Bajo dalam 6 tahun terakhir ini, saya juga memiliki beberapa kapal di Labuan Bajo denga regulasi yang sangat ketat dari safety boat dan pengalaman crew boat yang memenuhi kriteria tinggi,” tulisnya di Instagram Story-nya, Jumat (1/7/2022).

Berdasarkan pengakuan para korban termasuk keluarganya yang menyaksikan dan berada dikapal tersebut, yakni sang ayah, adik laki-lakinya, adik perempuannya yang lain beserta adik iparnya. Mereka sengaja pergi bersama untuk berwisata menggunakan jasa kapal tersebut .

“Pada saat kejadian, KM Tiana dalam keadaan parkir (berhenting di moring), di area Pulau Kambing, (lokasi kapal bermalam sebelum menuju Pulau Padar), tidak sedang berlayar, tidak ada gelombang ataupun arus dan bukan karena kebocoran,” ungkapnya.

Dari kesaksian yang diterimanya, kapal miring ke kanan secara perlahan dari jam 05.00 WITA hingga saat kejadian di kurang lebih 05.30 WITA. Kemungkinan karena angin kencang yang harusnya bisa segera diantisipasi, jika kapten kapal ada di ruang navigasi dan tidak dalam keadaan masih tertidur pulas dengan crew lainnya di bawah.

“Kapal semakin miring ke kanan dimana tangga masuk menuju cabin lower deck berada di sebelah kanan, yang mengakibatkan masuknya air laut dari permukaan dan memenuhi ruang bawah deck dulu lalu ke deck tengah,” lanjutnya.

Salah satu pengakuan ABK bagian mesin di depan ayahnya saya dan di depan polisi saat kejadian, katanya dia tidur di ruang mesin. “Tapi mengapa tidak menyelamatkan ibu dan adik saya di ruangan deck yang sama saat itu? Dia hanya diam tertunduk,” imbuhnya.

Saat itu, malah adik laki-laki dan ayah Ayu Anjani yang menyelamatkan tamu lain. “Di deck atas, total 15 tamu termasuk adik perempuan saya yang selamat beserta dua anak dan suaminya,” sebutnya.

Sedangkan, ABK dan guide menyelamatkan diri sendiri dan barang-barang saja. Bahkan, diungkapkannya guidenya tidak memperdulikan adik Ayu Anjani yang bernama Anne) dan suaminya saat teriak minta tolong di cabin dek tengah saat masih terjebak di dalam cabin.

“Dia (guide) tidak berusaha untuk memecahkan kaca kabun hanya berdiri melihat adik dan keponakan saya terkurung dalam cabin dengan air yang sisa sejengkal dari kepalanya,” tukasnya.

Mereka berhasil diselamatkan saat adik laki-laki bernama Bram mendengar teriakan dan masuk dari pintu balkon samping.

Sumber: