Kesenian Reak Mendunia, Siap Tampil di Panggung Megah Eropa Utara
Penampilan seni Reak dari kelompok Juarta Putra.-Istimewa-
Adanya peradaban tak bisa lepas dari kebudayaan hingga kesenian. Oleh karena itu, setelah terbentuknya seni dan budaya dalam kehidupan masyarakat di berbagai zaman serta wilayah, maka perlu tetap dijaga supaya tetap lestari secara turun-temurun.
Kabupaten Bandung, Yanuar Baswata.
Salah satunya adalah seni Reak. Kesenian reak ini berasal dari tanah Sunda. Sejak awal dibentuk hingga dipopulerkan hingga saat ini masih tergolong eksis meski diterpa besarnya kemajuan zaman.
Melalui penelusuran Jabar Ekspres, kesenian Reak yang berangkat dari area Priangan ke wilayah Bandung, dibawa serta dipopulerkan oleh Aki Rahma dan Abah Juarta.
Abah Juarta yang pada 1935 sampai 1975 lalu membuat grup seni Reak Warga Budaya. Memasuki 1982, grup seni Reak Warga Budaya berubah nama menjadi Juarta Putra.
Berlokasi di Kampung Ciguruwik, RT04 RW04, Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, kelompok seni Reak Juarta Putra terus berdiri dari generasi ke generasi.
Siapa sangka, kesenian Reak yang banyak dicap sebagai seni mistis dengan berbagai kearifan lokal, kini siap tampil di panggung Roskilde Festival, Denmark.
Diketahui, Roskilde Festival di Denmark merupakan acara besar yang menampilkan sederetan artis ternama. Roskilde juga menjadi acara festival musik dan budaya terbesar di Eropa Utara.
Anggi Nugraha (22), warga Kampung Cikuruwik, RT04 RW04, Desa Cinunuk, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung merupakan penerus kelompok seni Reak Juarta Putra generasi ke-4.
"Reak itu merupakan sebuah kesenian yang hidup di antara masyarakat agraris, khususnya masyarakat petani yang mayoritas menanam padi," kata Anggi kepada Jabar Ekspres di kediamannya.
Mengenakan celana jeans panjang warna biru tua, Anggi terlihat berkarisma sebab pakaiannya dipadukan dengan kaos hitam yang bagian luarnya ditutupi pangsi lengan panjang berwarna krem.
Duduk di atas sofa, Anggi melanjutkan, awalnya kesenian Reak merupakan pengiring upacara yang disebut heleran rempak jarami ampih pare.
"Kalau diartikan itu (tujuannya) upacara yang dilakukan ketika petani memindahkan padi yang mulanya dari sawah ke tempat penyimpanan padi yang disebut leuit atau (bisa juga) disimpan ke rumah," ujar Anggi yang terlihat bergairah semangat menceritakan seni Reak.
Cuaca cukup kering dan suhunya tergolong panas saat itu. Dua gelas berisi teh lemon dingin disuguhkan untuk mengurangi rasa gerah. Anggi yang sejak awal peprtemuan dengan Jabar Ekspres membahas seni Reak pun terlihat semakin bersemangat.
Usai meminum teh lemon dingin, Anggi menjelaskan, kelompok seni Reak Juarta Putra yang siap tampil di panggung Roskilde Festival, Denmark itu rencananya akan berangkat pada 28 Juni 2022 mendatang.
"Kita dijadwalkan manggung tanggal 2 Juli (2022). Selain tampil di panggung Roskilde Festival, Seni Reak Juarta Putra juga rencananya bakal konser di beberapa sudut kota di Denmark," ucap Anggi dengan antusias, terlihat dari kedua tangannya yang digerakkan ke berbagai arah.
Raut wajah yang riang dan senyuman yang ramah, Anggi menuturkan, konser yang rencananya akan digelar di beberapa sudut kota di Denmark, yakni di Kota Copenhagen dan Kota Aarhus.
"Anggota dari (kelompok) seni Reak Juarta Putra yang akan pergi ke Denmark itu saya (Anggi Nugraha sebagai pemain Tilingtit, Wawan Setiawan (39) sebagai pemain Bangplak, Dedy Mulyadi (42) sebagai pemain Tong, Syarif Maulana (45) sebagai pemain Brung," imbuhnya sambil menghitung jumlah anggota yang tampil dengan menekuk-nekuk jari.
"Diansyah (36) sebagai pemain Bedug, Bintang Nur Alamsyah (19) sebagai pemain Tarompet dan Farhan
Naufal (17) sebagai pemain Barongan," lanjut Anggi dengan senyuman khasnya yang ramah.
Tak tanggung-tanggung, penghormatan serta penghargaan bangsa Denmark terhadap kesenian Indonesia dari tanah Sunda yaitu Reak, dikatakan Anggi nantinya pada pelaksanaan Roskilde Festival 2022, seni Reak Juarta Putra dibuatkan film dokumenter.
"Seni Reak Juarta Putra mendapat kehormatan lebih dari pihak penyelenggara, karena dibuatkan film dokumenter yang nantinya akan ditonton oleh para pengunjung acara yang datang dari seluruh dunia," papar Anggi yang kembali meminum teh lemon dinginnya.
Hebatnya, ternyata diakui Anggi, tak semua artis atau bahkan bintang top terkenal yang tampil di Roskilde Festival, Denmark dibuatkan film dokumenter oleh pihak penyelenggara.
Meski Indonesia sudah banyak berkembang dalam teknologi informasi cukup mempengaruhi kebiasaan masyarakat, kesenian Reak masih tetap bertahan di tengah kemajuan zaman pada era digital.
Walaupun sampai saat ini masih banyak masyarakat Indonesia yang kurang memberikan perhatian terhadap kesenian Tanah Air khususnya Reak, namun kelompok seni Reak Juarta Putra tak patah semangat. Mereka membuktikan dengan karyanya, kini siap tampil di salah satu panggung termegah di wilayah Eropa Utara, yaitu Roskilde Festival, Denmark.
Tak hanya sebatas mengharumkan nama seni Reak, namun kelompok Juarta Putra mampu berikan rasa bangga bagi masyarakat Indonesia khususnya warga tanah Sunda. Sebab bisa membawa Reak mendunia.
"Dalam acara yang berkonsep camp ground, Juarta Putra akan tampil dua kali yaitu di panggung utama dan helaran atau arak-arakan di sekitar lokasi camp ground," pungkasnya.
Sumber: