Bali Jadi Tuan Rumah Forum Kebencanaan Tingkat Dunia

Bali Jadi Tuan Rumah Forum Kebencanaan Tingkat Dunia

JAKARTA – Berada di zona Ring Fire atau zona cincin api, Indonesia rencananya akan menjadi tuan rumah Forum Kebencanaan dalam acara Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) yang akan diselenggarakan di Bali. Direktur Jenderal Komunikasi dan Informasi (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Usman Kansong menjelaskan, forum kebencanaan ini merupakan pertemuan yang diinisiasi PBB. ‘’Kita akan berbagi pengetahuan dan mendiskusikan perkembangan dalam Penanggulangan Risiko Bencana (PRB),’’kata Usman dalam keterangan rilisnya kepada Jabarekspres.com, Kamis, (10/7). BACA JUGA: Duo Crazy Rich Indonesia Jadi Tersangka, Netizen Ungkap 10 Real Sultan Sebagai tuan rumah forum kebencanaan GPDRR  natinya memiliki peran penting untuk mendorong dan melakukan mitigasi bencana secara global dan nasional. Melalui kegiatan GPDRR, pemerintah dan masyarakat nantinya akan membuat banyak program agar dampak dari bencana dapat dikendalikan. Dia menekankan tentang peran media. Menurutnya, media sebagai corong informasi kebencanaan harus bisa mengedukasi masyarakat. Media harus memberikan pemahaman agar masyarakat siap menghadapi bencana yang tidak bisa diprediksi kapan akan datang. BACA JUGA: Mendag Lutfi Ancam Akan Berikan Data Jalur Distribusi Minyak Goreng ke Mabes Polri Adanya media bukan membuat panik masyarakat, tapi mengedukasi masyarakat agar masyarakat siap menghadapi bencana. Jika dilihat perbandingan mitigasi bencana di Yogyakarta dan Jepang beberapa waktu lalu. Kekuatan gempa di Yogyakarta dan Jepang memiliki Skala Richter (SR) hampir sama. Namun korban jiwa yang berjatuhan antara Yogyakarta dan Jepang sangat timpang. Jepang disebut Usman lebih siap menghadapi bencana gempa bumi. Oleh karenanya, Usman berharap agenda GPDRR dapat diberitakan dengan baik oleh media agar masyarakat teredukasi dengan baik saat menghadapi bencana. BACA JUGA: Berlaku Mulai 1 Februari, Kemendag Patok Minyak Goreng Curah Rp 11.000 Per Liter “Targetnya kita mendapatkan akseptabilitas atau penerimaan dari masyarakat, agar event ini bermanfaat bagi masyarakat, dalam konteks menghadapi bencana,” katanya. Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Dr. Raditya Jati menambahkan, menjadi tuan rumah GPDRR memiliki nilai strategis global. Menjadi tuan rumah merupakan refleksi kepercayaan komunitas internasional atas kepemimpinan Indonesia di dalam isu kebencanaan. "Indonesia menjadi tuan rumah GPDRR pertama di kawasan Asia Pasifik dan negara kedua di luar Jenewa, Swiss," katanya. "GPDRR diperkirakan akan berlangsung secara imperson (tatap muka) berlangsung dalam tataran normal baru. GPDRR adalah acara yang inklusi dengan kemungkinan partisipasi yang lusa dan beragam," lanjutnya. Sementara, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Widiarsi Agustina menjelaskan forum GPDRR adalah pertemuan kemanusiaan, membahas tentang perubahan perilaku masyarakat umum dalam hal memitigasi bencana alam. GPDRR menurutnya menjadi momentum untuk membangun social movement, kesadaran dan perubahan perilaku masyarakat dalam menghadapi bencana alam. “Hasil dari pembahasan di GPDR R menjadi roh untuk mencegah kerusakan (akibat bencana) yang akan terjadi di kemudian hari,” ujarnya. Pada kesempatan yang sama, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali I Made Rentin menegaskan kesiapan Bali sebagai tuan rumah GPDRR 7th. Penurunan kasus Covid-19 di Bali cuku signifikan, termasuk angka kesembuhan yang dalam tren baik. Hotel-hotel di Bali juga disebutnya sudah bersertifikasi untuk kesiapsiagaan dalam menghadapi jika terjadi potensi bencana seperti gempa bumi dan tsunami. Hotel-hotel yang bersertifikat kesiapsiagaan untuk menggaransi kenyamanan bagi para wisatawan yang datang ke Bali. “Satgas BPBD bersama Dinkes Bali juga berperan aktif langsung mengawal penerapan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19. I nti dari pertemuan GPDRR adalah semangat menyelamatkan jiwa manusia. Bali siap mengawal dan menjadi tuan rumah,” ujarnya. GPDRR 7Th 2022 diperkirakan akan diikuti oleh 5000-6000 Peserta dari 193 Negara dan diusulkan mengundang Sekjen PBB. Pelaksanaan Prepday Conference tanggal 23-24 Mei 2022 di Bali International Conference Center dan Pelaksanaan Conference 25-27 Mei 2022 di Bali Nusa Dua Convention Centre. (red)

Sumber: