RADAR JABAR, BANDUNG – Menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola oleh BPJS Kesehatan memberikan banyak manfaat nyata bagi masyarakat. Hal ini dirasakan langsung oleh Fasya (21), seorang mahasiswi asal Bandung yang telah menjadi peserta JKN sejak kecil. Ia berbagi pengalamannya saat memanfaatkan layanan BPJS Kesehatan dalam berbagai kondisi, mulai dari berobat ringan hingga menjalani prosedur pencabutan gigi.
Meski tidak ingat secara pasti kapan dirinya terdaftar sebagai peserta JKN, Fasya memperkirakan telah aktif menggunakan layanan ini selama lima tahun terakhir. Sejak kecil, semua urusan administratif terkait BPJS Kesehatan ditangani oleh ibunya. Namun kini, seiring bertambahnya usia, Fasya mulai terlibat lebih aktif dalam penggunaan dan pengurusan layanannya sendiri.
“Aku kurang tahu pasti sejak kapan jadi peserta, karena dari dulu mama yang ngurus. Tapi kayaknya udah sekitar lima tahun terakhir mulai sering dipakai, terutama pas remaja,” ujar Fasya saat diwawancarai tim Jamkesnews.
Salah satu pengalaman yang paling diingat Fasya adalah ketika ia harus mencabut gigi di Puskesmas. Ia menggunakan BPJS Kesehatan sebagai penjamin layanan dan pelayanan yang ia terima dinilainya cukup cepat dan tidak menyulitkan.
BACA JUGA:Musda VI PKS Kabupaten Bandung: Ketua DPD Terpilih Serukan Ngahiji, Kahiji, dan Masagi
BACA JUGA:Jiah Kini Rutin Bayar Iuran Mandiri, Sadari Pentingnya JKN Aktif Setelah Ibu Sakit
“Waktu itu cabut gigi pakai BPJS Kesehatan. Alhamdulillah pelayanannya cepat, langsung ditangani. Gak ribet sama sekali,” kenangnya. “Kalau sakit biasa juga sering ke puskesmas pakai BPJS Kesehatan dan semuanya berjalan lancar.”
Fasya juga menilai bahwa proses administrasi saat menggunakan layanan kesehatan sangat mudah. Meski sebagian besar diurus oleh ibunya, ia tetap merasa bahwa pelayanan yang ia terima cukup tertib dan efisien.
“Kalau soal administrasi lumayan gampang. Aku biasanya tinggal datang aja, karena ibu yang ngurus. Tapi selama ini sih lancar, gak pernah diminta ini-itu yang ribet,” tambahnya.
Namun seiring usianya yang kini menginjak lebih dari 21 tahun, Fasya sempat mengalami kendala administrasi saat hendak menggunakan BPJS Kesehatan. Status kepesertaannya dinyatakan tidak aktif karena sudah melewati batas usia tanggungan anak, sementara dirinya belum terdaftar sebagai peserta mandiri.
“Pas dicek, ternyata BPJS-nya gak aktif. Katanya karena aku udah lewat usia tanggungan dan belum daftar mandiri. Mau dibayar juga gak bisa, katanya sistemnya belum nge-link. Sekarang lagi proses pengaduan,” ungkapnya.
Fasya mengaku tetap optimistis dan mendukung penuh pelayanan BPJS Kesehatan. Ia berharap agar sistem administrasi digital BPJS Kesehatan bisa semakin ditingkatkan, terutama dalam hal validasi status kepesertaan bagi mahasiswa atau peserta yang sedang dalam masa transisi.
BACA JUGA:BPJS Kesehatan Gelar Forum Kemitraan Bersama Pemkot Bandung untuk Tingkatkan Mutu Layanan Kesehatan
“Pelayanannya udah baik banget kok. Cuma mungkin sistemnya aja yang perlu ditingkatkan lagi. Biar proses validasi data itu bisa lebih cepat dan jelas,” ujarnya.