Direktur TI BPJS Kesehatan Sapa Peserta JKN di RSUD Jampangkulon Sukabumi

Direktur TI BPJS Kesehatan Sapa Peserta JKN di RSUD Jampangkulon Sukabumi

Direktur TI BPJS Kesehatan Sapa Peserta JKN di RSUD Jampangkulon Sukabumi--

RADAR  JABAR  – Upaya menghadirkan layanan kesehatan yang semakin mudah, cepat, dan efisien terus dilakukan BPJS Kesehatan melalui berbagai inovasi digital. Salah satu yang menjadi sorotan adalah Aplikasi Mobile JKN yang kini telah dimanfaatkan oleh jutaan peserta di seluruh Indonesia. Dalam rangka memastikan layanan digital ini benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, Direktur Teknologi Informasi BPJS Kesehatan, Edwin Aristiawan melakukan kunjungan dan menyapa peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di RSUD Jampangkulon.

Pada kunjungannya tersebut, Direktur TI secara langsung berdialog dengan para peserta yang tengah mengakses layanan kesehatan. Salah satu peserta yang ditemui adalah Selvia, warga Jampangkulon yang sedang menjalani pemeriksaan di Poli Mata. Momen dialog tersebut digunakan Direktur TI untuk mendengar pengalaman peserta dalam memanfaatkan layanan digital BPJS Kesehatan, khususnya fitur-fitur yang tersedia di Mobile JKN.

“Saya senang bertemu langsung dengan peserta yang memanfaatkan Aplikasi Mobile JKN dalam proses berobat mereka. Pengalaman nyata seperti ini sangat berarti karena membantu kami memahami sejauh mana kemudahan layanan dapat dirasakan. Selain itu, masukan dari peserta menjadi dasar penting bagi kami untuk terus melakukan pengembangan,” ujar Edwin.

 Edwin Aristiawan menyampaikan bahwa transformasi digital yang dilakukan BPJS Kesehatan bertujuan memberikan pengalaman layanan yang sederhana, cepat, dan setara bagi seluruh peserta. Ia menekankan pentingnya umpan balik dari peserta sebagai bahan evaluasi untuk mengembangkan fitur-fitur yang lebih relevan. Selain itu, ia juga ingin memastikan bahwa setiap peserta yang menggunakan Mobile JKN merasakan manfaat langsung dalam proses pelayanan.

 

BACA JUGA:Antrean Online Mobile JKN Permudah Pelayanan

 

“Sebelum ada Mobile JKN, peserta harus datang dari subuh hanya untuk memastikan mendapatkan nomor antrean. Proses manual seperti itu seringkali menyulitkan peserta, terutama yang sedang tidak sehat. Setelah ada Antrian Online, peserta bisa mengambil nomor dari rumah sehingga waktu tunggu menjadi jauh lebih singkat,” jelasnya.

Edwin juga memperhatikan bahwa semakin banyak peserta yang memanfaatkan berbagai fitur lain di Mobile JKN, seperti cek riwayat pelayanan, perubahan data, hingga informasi lokasi fasilitas kesehatan. Menurutnya, perkembangan perilaku digital peserta menunjukkan bahwa teknologi kini telah menjadi bagian penting dalam pelayanan publik. Hal ini menjadi motivasi bagi BPJS Kesehatan untuk terus meningkatkan kualitas aplikasi. “Mobile JKN tidak hanya menyediakan antrian online, tetapi juga banyak fitur yang memudahkan peserta dalam mengakses layanan administrasi. Kami ingin seluruh proses yang sebelumnya manual dapat dipindahkan ke kanal digital yang lebih cepat dan efisien. Dengan begitu, peserta hanya perlu fokus pada proses pengobatan tanpa terbebani urusan administrasi,” tambah Edwin. Dalam obrolan selanjutnya, Edwin membahas bagaimana digitalisasi memberikan dampak signifikan terhadap kecepatan layanan di fasilitas kesehatan.

Ia memastikan bahwa integrasi sistem antara BPJS Kesehatan dan rumah sakit berjalan baik agar tidak ada hambatan teknis yang mengganggu peserta. Dengan sistem yang semakin solid, proses pelayanan bisa berjalan lebih lancar. “Integrasi sistem kami dengan fasilitas kesehatan membuat proses pengecekan data peserta berlangsung otomatis. Hal ini bukan hanya mempercepat proses, tetapi juga meminimalkan potensi kesalahan administratif. Semakin sedikit hambatan teknis, semakin nyaman pula pengalaman peserta dalam berobat,” ungkapnya. Edwin juga menegaskan bahwa transformasi digital tidak hanya diperuntukkan bagi peserta, tetapi juga tenaga kesehatan dan petugas administrasi. Keberadaan aplikasi dan integrasi sistem membantu mengurangi beban kerja manual sehingga petugas dapat lebih fokus pada pelayanan klinis kepada pasien.

BPJS Kesehatan pun terus memastikan pelatihan dan pendampingan diberikan kepada fasilitas kesehatan agar pemanfaatan teknologi berjalan optimal. “Kami ingin tenaga kesehatan dan petugas administrasi mendapatkan manfaat langsung dari digitalisasi ini. Dengan beban kerja manual yang berkurang, mereka dapat memberikan pelayanan yang lebih cepat dan lebih tepat kepada peserta. Efisiensi di fasilitas kesehatan akan berdampak langsung pada kualitas layanan yang diterima peserta,” tutup Edwin. Salah satu peserta JKN yang mendapat kesempatan di sapa oleh Direktur TI BPJS Kesehatan adalah Selvia, warga Jampangkulon yang telah menjadi peserta BPJS Kesehatan selama lebih dari lima tahun. Saat ditemui, ia sedang menunggu panggilan di Poli Mata untuk pemeriksaan lanjutan.

 “Saya sudah lebih dari lima tahun menjadi peserta BPJS Kesehatan dan selama itu saya sangat merasakan manfaatnya. Hari ini saya sedang berobat ke Poli Mata, dan sebelumnya saya juga pernah memanfaatkan JKN untuk layanan di Poli Kandungan. Semua prosesnya selalu terasa lebih mudah sejak saya menggunakan Antrian Online,” ujarnya.

menjelaskan bagaimana fitur Antrian Online sangat membantu dirinya ketika harus berobat. Sebelum adanya fitur tersebut, ia harus datang pagi-pagi untuk mengambil nomor antrean secara manual. Kini ia bisa mengambil nomor antrean dari rumah dan mengatur waktu kedatangannya dengan lebih fleksibel.

“Dulu kalau masih manual, saya harus berangkat dari subuh hanya untuk mengambil nomor antrean dan sering menunggu dalam kondisi tidak nyaman. Sekarang saya bisa ambil nomor dari rumah dan tinggal menyesuaikan waktu berangkat. Prosesnya jadi lebih efektif dan tidak membuat saya kelelahan sebelum bertemu dokter,” tuturnya.

Sumber: