“Jangan tergoda oleh viralitas atau hoaks. Jurnalisme sejati harus setia pada Pancasila, menjaga keutuhan NKRI, dan mengawal cita-cita para pendiri bangsa,” tegasnya.
Ketua Dewan Pers, Prof. Komaruddin Hidayat, menyampaikan bahwa PWI memiliki peran historis yang sangat signifikan dalam perjalanan bangsa.
“PWI punya pengaruh besar. Bisa dianalogikan seperti NU atau Muhammadiyah dalam bidang keagamaan. Sejak awal kemerdekaan, pers adalah kekuatan kata-kata yang membentuk sejarah. Tanpa berita dan diplomasi, dunia tidak akan mengakui kemerdekaan kita,” ujarnya.
Komaruddin mengajak seluruh pihak untuk menjadikan Kongres sebagai titik balik penyatuan organisasi.
“Mari kita satukan kembali langkah PWI demi masa depan pers yang kokoh,” tambahnya.
Kandidat Ketua Umum PWI Pusat, Hendrik CH Bangun, dalam pidatonya menekankan pentingnya soliditas organisasi demi efektivitas fungsi kontrol sosial.
“Kalau kita sendiri tidak bersatu, bagaimana bisa memberi masukan kepada pihak lain? Kongres ini momentum untuk kembali guyub demi menjaga kedaulatan bangsa,” ucapnya.
Sementara itu, H. Anton Charlian, dari Dewan Penasehat (Wanhat) PWI Jawa Barat, mengingatkan pentingnya menjaga ketertiban nasional.