Sementara itu, Irma Pratiwi (24), sebagai masyarakat mengaku masih memiliki kekhawatiran soal adanya beras oplosan di Kota Bogor. Karena, lanjut dia, dirinya tidak bisa membedakan antara beras oplosan maupun beras bebas oplosan.
"Khawatir, karena kan kita ga bisa dibedain takutnya digabung-gabung gitu apalagi anak kecil kan pada makan, kadang susah ngebedainnya gimana beras yg asli sama yang oplosan gitu," kata Irma saat ditemui.
Dia mengungkapkan, cara untuk mengantisipasi mengonsumsi beras oplosan yakni melihat dari harganya dan menanyakan asal pasokan beras tersebut.
BACA JUGA:Operasi Patuh Lodaya 2025 Selesai, Satlantas Polres Bogor Tindak 7.151 Pengendara
"Dibedain dari harga aja paling, sama nanya ke pedagang asal masuk beras yang dijuak itu darimana, buat kehati-hatian kita juga kan sebagai pembeli," ungkapnya.
Dia juga berharap, agar para pemasok beras maupun penjual tetap menjajakan dagangannya secara jujur dan tidak merugikan pembeli.
Ia juga menyerahkan, permasalahan pedagang dan pemasok beras itu kepada Yang Maha Kuasa.
"Balik lagi ke diri dia masing-masing, itu urusan dia sama yg di atas, kita sebagai pembeli ga bisa gimana-gimana ya, karena kalau kita nuduhin oplos tapi ga ada bukti ga bisa. Itu urusan dia sama yg di atas, kita wanti-wanti aja," kata dia.