RADAR JABAR - Konon, IQ rata-rata orang Indonesia tidak sampai 80, tepatnya sekitar 78. Bahkan di Asia, kita berada di peringkat ke-36 dalam hal IQ, dan secara global berada di peringkat 130. Apakah ini suatu prestasi atau sesuatu yang memalukan?
Memang benar bahwa IQ tidak secara langsung berkaitan dengan kesuksesan, tetapi orang yang sukses umumnya memiliki kemampuan untuk berpikir lebih cepat, lebih pandai, dan lebih pintar, yang tentunya berhubungan dengan IQ.
Saat ini, kita tidak bisa menyangkal bahwa IQ adalah salah satu komponen kecerdasan intelektual yang berperan penting dalam meraih kesuksesan. Jika seseorang tidak memiliki IQ yang tinggi, minimal dia harus memiliki EQ (Emotional Quotient), AQ (Adversity Quotient), atau SQ (Spiritual Quotient). Kecerdasan intelektual ini sangat mempengaruhi keberhasilan seseorang.
Kami sangat terkejut ketika mengetahui bahwa Korea Selatan menempati peringkat ke-6 dengan IQ rata-rata 102. Di Asia, bahkan negara-negara seperti Makau memiliki rata-rata IQ yang lebih tinggi, sekitar 99,82.
BACA JUGA:10 Masalah yang Sering Dimiliki Orang Cerdas dengan IQ Tinggi
BACA JUGA:Cuma Segini, Ternyata Ini Penyebab IQ Orang Indonesia Rendah
Yang lebih mengejutkan lagi, bahkan Kamboja memiliki IQ lebih tinggi daripada Indonesia, meskipun penduduknya jauh lebih sedikit, sekitar 10 juta dibandingkan dengan 280 juta penduduk Indonesia.
Tentu saja, hal ini tidak adil jika rata-rata IQ 10 juta penduduk dibandingkan dengan 280 juta orang. Ketimpangan IQ antara kelompok atas dan bawah di Indonesia terlalu besar, yang menyebabkan IQ rata-rata kita terlihat rendah.
Cara Keluar dari Lingkungan SDM Rendah
Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya SDM Indonesia antara lain tingginya tingkat pengangguran, kurangnya lapangan pekerjaan berkualitas, rendahnya tingkat pendidikan, serta minimnya akses terhadap pelatihan dan pengembangan diri.
1. Kurangi Konten Tidak Bermutu
Mari kita bahas cara keluar dari lingkaran setan ini. Langkah pertama adalah mengurangi konsumsi konten yang tidak bermutu. Namun, mengapa konten seperti itu yang justru laku di Indonesia?
Karena kualitas SDM yang rendah cenderung menyukai konten yang sejalan dengan kemampuan intelektual mereka. Contohnya, drama percintaan, perselingkuhan, dan sinetron yang berkualitas rendah. Jika Anda ingin melihat kualitas suatu bangsa, lihatlah kualitas sinetronnya. Miris, bukan?
Rusia dan Brasil, misalnya, memiliki jumlah penduduk yang hampir sama dengan Indonesia, tetapi IQ mereka jauh lebih tinggi. Bahkan India, meskipun memiliki penduduk 1,5 miliar, deviasi antara mereka yang berpendidikan tinggi dan yang berada di kasta bawah sangat besar.
Begitu pula dengan Indonesia. Oleh karena itu, mulailah membatasi waktu untuk mengonsumsi konten tidak bermutu dan sisihkan setidaknya 30 menit setiap hari untuk menonton video edukatif yang dapat meningkatkan wawasan Anda.
2. Hindari Mentalitas Instan
Kita tahu bahwa banyak orang di Indonesia ingin segalanya serba cepat dan instan. Itulah mengapa judi online dan pinjaman cepat begitu marak, karena menjanjikan kekayaan dengan cepat. Padahal, jika Anda tidak mengerti tata kelola keuangan, jalan cepat tersebut justru akan mengarah pada kemiskinan.
Banyak orang Indonesia yang memiliki mentalitas ingin cepat kaya, padahal sukses memerlukan proses yang panjang. Tetapkan tujuan jangka panjang dan hindari godaan janji cepat kaya, karena sesuatu yang cepat naik biasanya akan cepat jatuh.