Namun, faktor-faktor lain yang sering kita abaikan adalah bahwa Bill Gates drop out dari Harvard, sebuah universitas yang sangat bergengsi. Hanya diterima di Harvard saja sudah menunjukkan bahwa Gates memiliki kecerdasan yang jauh di atas rata-rata.
Kalian akan menyesal jika memutuskan untuk drop out dari universitas yang biasa saja hanya karena mengikuti jejak Bill Gates yang berhenti kuliah. Selain itu, ada fakta penting yang perlu kita ketahui, Bill Gates lahir dari keluarga yang cukup mampu secara finansial. Ayahnya, William Henry Gates, adalah seorang pengacara ternama, dan ibunya, Mary Maxwell Gates, duduk di dewan direksi salah satu bank.
Melihat latar belakang keluarganya, jelas bahwa Bill Gates memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang, terutama pada masa itu. Privilege seperti ini memiliki peran besar. Bahkan jika Bill Gates gagal dalam membangun Microsoft, dia tidak akan kehilangan segalanya dan tetap dapat menikmati hidup yang nyaman.
Dengan memperhatikan kisah-kisah sukses seperti ini, sering kali kita terjebak dalam survivorship bias, yaitu kecenderungan untuk hanya melihat keberhasilan tanpa mempertimbangkan kegagalan. Misalnya, kita mungkin fokus pada orang yang berhenti kuliah tetapi berhasil menjadi sukses, tanpa melihat berapa banyak orang yang berhenti kuliah namun akhirnya gagal.
Pada kenyataannya, berhenti kuliah hanyalah salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan atau kegagalan seseorang. Masih banyak faktor lain yang jauh lebih berpengaruh terhadap nasib kita.
Sebagai contoh yang lebih dekat, kita bisa melihat pada faktor makanan. Makanan yang saya konsumsi mungkin berbeda dengan yang Anda konsumsi, sehingga nutrisi yang kita peroleh juga berbeda. Nutrisi tidak boleh dianggap remeh, karena kekurangan gizi dapat mempengaruhi kecerdasan.
Artinya, gizi sangat penting untuk perkembangan otak dan kemampuan berpikir kita. Jika kita mengonsumsi makanan yang berbeda, otomatis kualitas gizi yang kita peroleh juga berbeda, dan ini mempengaruhi kualitas otak dan cara berpikir kita. Jadi, kita tidak bisa membandingkan diri kita dengan orang lain hanya dari satu faktor saja, melainkan harus melihat berbagai faktor lainnya.
Kisah-kisah sukses yang kita lihat di internet sering kali disederhanakan agar mudah dinikmati oleh banyak orang. Mungkin jika kita bertanya kepada orang sukses tentang bagaimana mereka mencapai kesuksesan, mereka akan memberikan nasihat seperti kerja keras, membangun relasi, dan sebagainya.
Nasihat tersebut tidak salah, namun kita tidak bisa menyamakan kerja keras mereka dengan kerja keras kita. Mungkin saja mereka bekerja keras dengan orang-orang yang tepat, sementara kita masih dalam tahap mencari rekan yang sesuai. Bisa juga ada faktor lain yang membuat relasi mereka lebih berkualitas daripada relasi yang kita bangun.
Sebagai contoh, mungkin orang tua mereka mampu menyekolahkan mereka di tempat yang elit, sehingga mereka bisa bertemu dengan anak-anak dari keluarga kaya yang memiliki perusahaan.
Hal ini jelas berbeda dengan anak-anak yang bersekolah di tempat biasa dengan lingkungan dari kalangan menengah ke bawah. Kita mungkin hanya fokus pada membangun relasi, tetapi tidak melihat faktor bahwa orang tua mereka mampu memberikan lingkungan pendidikan yang baik.
BACA JUGA:8 Kebiasaan dan Pola Pikir yang Menghambat Kesuksesan Anda
BACA JUGA:10 Cara Menjadi Sukses Diusia Muda, Apa Saja Itu? Simak Disini!
Namun, hal ini bukan berarti kita merendahkan orang yang didukung oleh faktor orang tua. Jika mereka bersekolah di tempat elit namun tidak bisa bersosialisasi dengan baik, maka fasilitas tersebut tidak akan berguna. Jadi, perpaduan antara fasilitas dari orang tua dan usaha individu itulah yang menciptakan relasi yang baik.
Akar permasalahan yang menyebabkan kisah-kisah sukses menjadi bias adalah karena romantisasi di media sosial. Media sosial sering melebih-lebihkan satu fenomena dengan tujuan menarik perhatian kita.
Jika diibaratkan seperti sebuah film, film tidak akan menarik jika tidak ada kisah-kisah yang hiperbolik atau dilebih-lebihkan, misalnya tokoh dikejar polisi atau hampir mati. Hal ini jelas menarik perhatian kita dan menjadikan beberapa bagian dalam film sebagai sorotan utama.