Jangan Terjebak Kisah-Kisah Sukses Para Tokoh Besar yang Drop Out Kuliah

Sabtu 12-10-2024,21:37 WIB
Reporter : Wanda Novi
Editor : Wanda Novi

RADAR JABAR - Pada tahun 1975, Bill Gates bersama rekannya, Paul Allen, mendirikan bisnis perangkat lunak yang kita kenal hingga kini sebagai Microsoft. Gates dan Allen memiliki visi besar untuk menjadikan komputer sebagai alat yang dapat diakses oleh semua orang, karena pada masa itu, akses terhadap komputer hanya terbatas pada kalangan tertentu.

Awal perjalanan Gates dan Allen dalam membangun Microsoft dimulai dari sebuah garasi kecil yang terletak di salah satu kota di New Mexico. Namun, dengan kegigihan dan visi yang kuat, mereka berhasil menjadikan Microsoft sebagai perusahaan perangkat lunak yang berperan besar dalam revolusi dunia komputer.

Kehadiran Microsoft memberikan dampak signifikan terhadap perkembangan komputer di dunia, dan hasilnya dapat kita lihat saat ini, di mana komputer berbasis Windows telah dapat diakses oleh banyak orang.

Namun, di balik kesuksesan Bill Gates dalam membangun Microsoft, terdapat satu kisah yang menarik perhatian banyak orang dan sering dijadikan inspirasi di berbagai platform internet, yaitu ketika Bill Gates memutuskan untuk berhenti melanjutkan pendidikannya di Harvard demi fokus membangun Microsoft.

Keputusan ini menjadi inspirasi nyata bagi banyak orang yang mungkin merasa kurang berprestasi secara akademis. Kisah Gates yang meninggalkan kuliahnya untuk mendirikan Microsoft juga menjadi gambaran bahwa kesuksesan di masa depan tidak selalu dipengaruhi oleh prestasi akademis. Terbukti, Gates kemudian menjadi salah satu orang terkaya di dunia.

Selain Bill Gates, banyak tokoh lain yang juga meraih kesuksesan luar biasa meskipun memiliki keterbatasan dalam pendidikan formal. Misalnya, Mark Zuckerberg yang drop out dari Harvard untuk membangun Facebook, Steve Jobs yang keluar dari perguruan tinggi untuk mendirikan Apple, serta Larry Ellison yang keluar dari University of Chicago untuk mendirikan perusahaan Oracle.

BACA JUGA:5 Kalimat yang Sebaiknya Tidak Diucapkan kepada Anak Jika Ingin Mereka Sukses

BACA JUGA:8 Cara Jadi Pemalas yang Sukses Meski Tak Banyak Bergerak

Kisah-kisah sukses tokoh-tokoh ini memberikan kita sudut pandang baru mengenai keberhasilan finansial yang tidak selalu bergantung pada pendidikan formal, yang selama ini mungkin tertanam dalam diri kita sejak kecil.

Sejak kecil, kita diajarkan untuk mengejar pendidikan setinggi-tingginya agar bisa menjadi orang yang sukses. Namun, di tengah kisah-kisah sukses dari tokoh-tokoh yang kurang berprestasi secara akademis, kita juga melihat banyak cerita tentang orang-orang dengan gelar tinggi yang justru sulit dikatakan berhasil dalam hidup.

Pertanyaannya sekarang, apakah kita bisa mencapai nasib yang sama seperti kisah-kisah sukses tersebut jika kita mengambil risiko serupa, seperti berhenti sekolah atau keluar dari pekerjaan yang selama ini menopang hidup kita?

Punya Privilage Lain Tidak Dimiliki Banyak Orang

Sayangnya, dari banyak kisah sukses yang beredar di internet, terdapat faktor-faktor tak terlihat yang sering kali terlewat oleh kita, dan yang lebih buruk, faktor-faktor ini justru membuat kita terjebak dalam apa yang disebut survivorship bias.

Saat melihat keberhasilan orang lain, kita cenderung mengaitkan satu tindakan dengan hasil akhir yang tampak jelas. Misalnya, ketika melihat seorang teman yang berhenti kuliah untuk membangun bisnis dan berhasil, kita sering hanya menghubungkan keputusan berhenti kuliah dengan kesuksesan bisnisnya.

Padahal, mungkin ada banyak faktor lain yang lebih berperan dalam kesuksesannya, seperti bekerja dengan orang yang tepat, berada di lingkungan yang mendukung, atau adanya relasi keluarga yang berpengaruh dalam keberhasilan bisnis tersebut.

Jika kita melihat kisah Bill Gates yang berhasil menjadi pengusaha sukses meskipun berhenti kuliah, mungkin kita hanya fokus pada keputusan Gates untuk keluar dari kuliah dan akhirnya menjadi pengusaha sukses.

Kategori :