Pada suatu hari, Rasulullah SAW mengutus Khalid bin Walid untuk menghancurkan berhala Uza. Berhala Uza ini terletak di sebuah rumah di perkebunan kurma dan disembah oleh berbagai suku, mulai dari suku Quraisy, Kinanah, dan Mudor.
Yang bertugas sebagai penjaga dan pengurus berhala Uza ini adalah Bani Syaiban dari kabilah Bani Sulaim, yang juga merupakan sekutu dari Bani Hasyim. Orang-orang dari Bani Syaiban tahu betul siapa Khalid bin Walid, seorang anak muda dan panglima yang tak terkalahkan Nabi Muhammad SAW.
Ketika orang-orang Bani Syaiban mendengar bahwa Khalid bin Walid sedang berjalan menuju berhala mereka, mereka pun ketakutan dan mengalungkan pedang mereka di berhala Uza, kemudian lari dan sembunyi di atas bukit, berdoa supaya Uza bisa mengalahkan Khalid. Ketika Khalid bin Walid sampai di lokasi, beliau langsung menghancurkan berhala Uza itu.
Setelah berhala Uza hancur, Khalid bin Walid kembali menemui Rasulullah SAW. Rasulullah SAW kemudian menyuruh Khalid bin Walid untuk kembali ke tempat berhala itu dan bersabda, “Kembalilah ke tempat itu, sesungguhnya engkau belum berbuat apa-apa.” Khalid bin Walid pun segera kembali ke tempat berhala Uza itu.
Ternyata, dari rumah itu keluar sesosok wanita yang tubuhnya hitam, telanjang dengan rambut panjang yang berantakan, serta menaburkan debu di kepalanya. Tanpa berpikir panjang, Khalid langsung menebaskan leher wanita itu dengan pedangnya hingga ajal menjemputnya.
Kemudian Khalid kembali kepada Rasulullah dan menceritakan kejadian yang baru saja terjadi. Rasulullah menjawab, “Itulah al-Uza yang tidak akan disembah lagi untuk selamanya.”
3. Nabi Muhammad SAW
Dalam sebuah hadis yang dikisahkan oleh Abu Darda dan diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, diceritakan bahwa ketika Rasulullah sedang bersiap-siap berdiri untuk salat, tiba-tiba para sahabat yang ada di dekatnya mendengar Rasulullah mengucapkan, “Aku berlindung kepada Allah darimu.
Kukutuk engkau dengan kutukan Allah.” Kalimat ini diucapkan sebanyak tiga kali sambil Rasulullah membentangkan tangannya seolah-olah akan mengambil sesuatu. Hal ini membuat sahabat heran karena sebelumnya Rasulullah belum pernah melakukan hal ini.
Hingga salah satu dari sahabat kemudian memberanikan diri untuk bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, sungguh kami mendengar engkau berkata sesuatu di dalam salat yang belum pernah kudengar engkau mengucapkan sebelumnya. Dan kami juga melihat engkau menjulurkan tangan. Ada apa, ya Rasulullah?”
Rasulullah SAW kemudian menceritakan bahwa dirinya tadi sedang diganggu oleh jin ketika sedang salat. Beliau menjawab, “Sesungguhnya iblis, musuh Allah, datang dengan membawa panah api untuk diletakkan di wajahku.” Setelah itu, Rasulullah SAW mencekik dan memegangi jin tersebut. Namun, kemudian beliau melepaskan jin itu dan bersabda, “Aku ingin mengikat jin itu di antara tiang-tiang masjid hingga kalian semua dapat melihatnya menjelang pagi, tetapi aku teringat dengan perkataan saudaraku Sulaiman,” (HR Bukhari dan Muslim).
Maksud dari perkataan Nabi Sulaiman yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW adalah perkataan yang ternukil dalam surat Shad ayat 35, yang berbunyi, “Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang pun sesudahku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi” (QS Shad: 35).
Menurut beberapa ulama, maksud dari peristiwa ini adalah agar mukjizat Nabi Sulaiman yang mampu menundukkan bangsa jin dan setan tetap khusus bagi Nabi Sulaiman seorang.
4. Ammar bin Yasir
Ammar bin Yasir merupakan salah satu sahabat Rasulullah SAW yang wafat sebagai orang beriman. Beliau dan keluarganya dijamin masuk surga. Pada suatu waktu, ketika Rasulullah SAW dan para sahabat sedang dalam perjalanan, Rasulullah meminta Ammar bin Yasir untuk mengambil air di sumber terdekat.
Di tengah perjalanan, Ammar dihadang oleh seorang budak berkulit hitam yang sengaja menghalangi jalannya. Terjadilah perkelahian sengit antara keduanya, dan Ammar berhasil membanting budak itu. Menurut beberapa riwayat, Ammar menghantam hidung budak itu dengan batu.
Setelah tersungkur ke tanah, budak itu berkata kepada Ammar, “Ampun, mohon lepaskanlah aku, aku berjanji tidak akan menghalangi jalanmu lagi.” Ammar pun melanjutkan perjalanan.
Namun, di tengah jalan, ada budak lain yang menghalanginya, dan Ammar terpaksa berkelahi lagi, berhasil mengalahkan budak kedua ini. Kejadian ini berulang hingga tiga kali, dan setiap pertarungan, Ammar berhasil membanting lawannya. Setelah itu, barulah Ammar berhasil mengambil air untuk Rasulullah dan para sahabat lainnya.