RADAR JABAR - Seberapa sering Anda menggunakan produk buatan Tiongkok? Kami akan membahas mengapa produk buatan China murah namun mempunyai kualitas yang baik.
Sadar atau tidak, banyak dari kita yang sudah sangat akrab dan terbiasa dengan peralatan Tiongkok dalam kehidupan sehari-hari. Tidak perlu di semua bidang; misalnya saja dalam bidang elektronik, produk "made in China" cenderung diminati oleh hampir setiap kelas sosial karena harganya yang relatif murah tetapi dengan kualitas yang tidak kalah bersaing.
Meski begitu, tidak dapat dimungkiri bahwa dahulu label "made in China" selalu diasosiasikan sebagai produk imitasi murahan, berkualitas rendah, dan berbahaya. Kendati belakangan hal itu disebut sebagai miskonsepsi dari perspektif barat, faktanya kini pandangan semacam itu telah berubah jauh.
Pasalnya, lebih dari 90% alat elektronik yang kita gunakan dirakit di Tiongkok. Bahkan, perusahaan besar seperti Samsung, iPhone, Sony, dan Canon mendirikan pabriknya di negeri tirai bambu tersebut.
BACA JUGA:4 Alasan Orang Cina Suka Menabung dan Menghemat Uang
Sebagaimana dilaporkan oleh The Guardian, Tiongkok menjadi pengekspor terbesar di dunia, menjadikan label "made in China" sebagai label paling dikenal di dunia. Lantas, bagaimana hal itu bisa terjadi? Nah, inilah 5 alasan yang membuat produk Tiongkok murah dan berkualitas.
1. Persyaratan Bisnis Mudah
Hampir tidak ada regulasi yang memberatkan. Di negara seperti Indonesia, sebelum menciptakan sebuah produk, pelaku industri disibukkan dengan berbagai izin yang seringkali panjang dan berbelit-belit.
Berbeda halnya dengan di Tiongkok, negara ini diketahui menerapkan kebijakan open source untuk setiap perangkat keras elektronik. Itulah mengapa setiap teknologi yang telah ada boleh dikembangkan, ditingkatkan kualitasnya, dan disebarluaskan seluas-luasnya, tetapi dengan catatan diubah variasinya. Kebijakan ini memungkinkan subjek industri tidak perlu meminta izin penemu atau pembuat sebelumnya.
Misalnya begini, setelah banyak perusahaan Eropa maupun Amerika dengan brand terkenal merakit produknya di Tiongkok, teknologi-teknologi Tiongkok bermain. Mereka mempelajari hampir seluruh produk terkenal tersebut. Maka tidak heran jika kita sering menemukan produk-produk buatan Tiongkok yang sangat mirip dengan produk yang telah ada sebelumnya.
2. Menerapkan Metode ATM
Tidak sampai di situ, cara lain yang digunakan produsen-produsen Tiongkok adalah reverse engineering. Peter Ford dalam tulisannya menyebut metode ini sebagai cara mencari tahu bagaimana sebuah mesin bekerja lalu membuat versi yang lain dari mesin tersebut.
Misalnya, kereta api cepat yang ada di Tiongkok. Nyatanya, Tiongkok membangun jaringan kereta api cepat sepanjang 25.000 km dengan cara reverse engineering kereta api cepat yang ada di Eropa dan Jepang.
Ilmuwan-ilmuwan Tiongkok mengimpor bagian-bagian kereta, membongkarnya, mencari tahu spesifikasinya, mencari tahu material apa saja yang digunakan sampai pada hal-hal terkecil yang mungkin tidak pernah kita pikirkan. Terakhir, ilmuwan Tiongkok akan membuat versi baru dari mesin yang dipelajarinya itu.
Kendati terdengar seperti metode belajar ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi), pada gilirannya kebiasaan ini sudah semacam budaya dalam logika industri di Tiongkok.
3. Tenaga Kerja Murah Tetapi Berkualitas
Masyarakat Tiongkok yang terkenal dengan etos kerjanya yang luar biasa, menjadi faktor pendukung lainnya. Biasanya, pekerja-pekerja di Tiongkok bekerja dengan sangat baik namun siap dibayar dengan gaji yang tidak terlalu mahal.
Inilah alasan utama mengapa banyak perusahaan ternama dunia membangun bahkan memindahkan pabriknya ke Tiongkok. Dari fakta ini, beberapa dari kita mungkin akan berpikir mengapa produk Tiongkok murah dan ada di mana-mana. Hal ini bukan hanya karena melimpahnya tenaga kerja murah yang dapat menurunkan biaya produksi, tetapi ada lebih dari itu.