RADAR JABAR - Dalam upaya mempercepat pelaporan dan penanganan dalam setiap kemungkinan terjadi peristiwa kebencanaan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) saat ini sedang mempersiapkan pengembangan aplikasi TiTaTu (DiTingali, DidaTa, DibanTu).
Saat ini, aplikasi TiTaTu dalam konsep transformasi digital dalam proses pengembangan atas kolaborasi antara BPBD Kabupaten Bandung dengan Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian (Diskominfo) Kabupaten Bandung. Bupati Bandung Dadang Supriatna melalui Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Uka Suska Puji Utama mengatakan, bahwa pengembangan aplikasi TiTaTu ini sebagai bentuk terobosan dan inovasi Pemkab Bandung dalam pemanfaatan transformasi digital yang bisa diakses oleh semua masyarakat dalam menyampaikan atau menginformasikan setiap kejadian atau peristiwa kebencanaan dengan cepat. "Aplikasi TiTaTu ini masih dalam proses pengembangan dan ujicoba, sehingga belum difungsikan atau diaktifkan pemanfaatannya. Tetapi sudah bisa diakses oleh masyarakat umum melalui handphone android. Diharapkan pada bulan Agustus 2024 mendatang, aplikasi TiTaTu ini bisa dilaunching oleh Bapak Bupati Bandung Dadang Supriatna," tutur Uka Suska dalam keterangannya, Rabu (10/7/2024). Uka Suska mengatakan maksud dan tujuan dibuatnya sebuah inovasi aplikasi TiTaTu ini adalah untuk mempercepat pelaporan dalam setiap peristiwa kebencanaan di Kabupaten Bandung. "Aplikasi TiTaTu ini bisa diakses oleh semua masyarakat untuk mempercepat pelaporan atau penyampaian informasi kebencanaan ke BPBD Kabupaten Bandung. Dengan adanya pelaporan yang cepat, nantinya BPBD akan bergerak cepat untuk melakukan penanganan dalam setiap peristiwa atau kejadian kebencanaan. Selain itu, BPBD juga akan bergerak cepat untuk melakukan koordinasi dengan berbagai unsur yang ada di lapangan," tutur Uka Suska. Sebaliknya, imbuh Uka Suska, jika lambat dalam pelaporan sebuah peristiwa kebencanaan, selain akan menimbulkan kerusakan juga dikhawatirkan menimbulkan korban jiwa di sekitar lokasi kejadian. "Ada pengalaman yang sempat kita alami. Misalnya, disaat ada kejadian bencana, laporan baru diterima BPBD setelah beberapa jam setelah kejadian kebencanaan itu. Ada juga BPBD baru menerima laporan, pada esok harinya atau setelah satu hari dari peristiwa kebencanaan," ujar Uka Suska. Ia berharap dengan adanya aplikasi TiTaTu ini dapat mempercepat laporan atau informasi kebencanaan yang didapat BPBD secara real time. "Mengingat aplikasi ini bisa diakses masyarakat melalui handphone android atau digitalisasi. Masyarakat tinggal men-download aplikasi TiTaTu di play store, bisa langsung tampil atau tertera di layar handphone," ujarnya. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung ini juga berharap dengan ketersediaan aplikasi TiTaTu, masyarakat kedepannya bisa dengan mudah mengakses hasil kajian risiko bencana (KRB) di semua kecamatan di Kabupaten Bandung. "Dengan adanya hasil KRB ini, masyarakat bisa melihat potensi bencana yang terjadi di wilayahnya. Apakah ada potensi bencana banjir, gempa bumi, longsor, angin kencang, dan potensi lainnya. KRB hasil BPBD di semu kecamatan itu, nantinya akan diakses ke aplikasi tersebut," katanya. Ia juga berharap dengan adanya hasil KRB yang disusun BPBD itu, bisa menjadi rujukan pemerintah desa maupun kecamatan dalam melakukan mitigasi maupun melakukan sebuah perencanaan di daerah. "Hal itu dalam upaya mengurangi risiko kebencanaan," katanya. Tak hanya itu, Uka Suska juga saat ini sedang melakukan aktivasi penggunaan frekwensi Radio yang sudah terpasang di setiap kecamatan. "Kita berusaha untuk memfungsikan kembali frekwensi Radio yang ada di masing-masing kecamatan di Kabupaten Bandung, untuk pelaporan dengan cepat ke BPBD setiap peristiwa kebencanaan yang terjadi di wilayah," ungkap Uka Suska. Dikatakannya, dengan penggunaan frekwensi Radio ini, tidak akan terganggu dengan kondisi sinyal atau jaringan seperti dalam penggunaan sambungan handphone atau seluler. "Kita juga berharap kedepannya, dalam penggunaan frekwensi Radio ini, atau penggunaan pesawat Radio HT (handy talky) sampai ke desa-desa yang ada di semua desa dan kelurahan di Kabupaten Bandung. Dengan penggunaan Radio HT ini akan mempercepat informasi kebencanaan diterima oleh BPBD," tuturnya. Terkait dengan pemanfaatan aplikasi TiTaTu dan Radio itu, imbuhnya, kini sedang dilakukan sosialisasi kepada sejumlah pihak melalui bimbingan teknis. "BPBD bersama Diskominfo berusaha untuk memanfaatkan aplikasi TiTaTu ini mengingat saat ini, masyarakat sudah serba digital atau menggunakan fungsi android untuk mendapatkan informasi dalam aktivitas sehari-hari," kata Uka Suska. Uka Suska mengatakan pentingnya ada aplikasi TiTaTu ini, menyusul Kabupaten Bandung berada pada kawasan rawan bencana. Mulai dari bencana longsor, pergerakan tanah, gempa bumi, angin kencang, banjir, kebakaran lahan dan hutan. Selain itu, katanya, Kabupaten Bandung berdasarkan morfologi atau letak geografisnya memiliki luas wilayah 174.000 hektare. Selain itu, kondisi alamnya banyak terdapat perbukitan, pegunungan, lereng curam dan kondisi alam lainnya. "Untuk itu, fungsi aplikasi TiTaTu dan Radio bisa dioptimalkan dalam upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat Kabupaten Bandung yang semakin Bedas, khususnya dalam penanganan cepat peristiwa kebencanaan," katanya.***Percepat Pelaporan dan Penanganan Kebencanaan, BPBD dan Diskominfo Kolaborasi Kembangkan Aplikasi TiTaTu
Rabu 10-07-2024,21:43 WIB
Reporter : Fadillah Asriani
Editor : Fadillah Asriani
Kategori :
Terkait
Selasa 08-07-2025,15:14 WIB
Bacok Korban Pakai Golok Dalam Keadaan Mabuk, Pelaku KK Diciduk Polsek Rancaekek
Selasa 08-07-2025,11:11 WIB
Alami Kelelahan dan Hipotermia, Pendaki Asal Ciparay Meninggal Dunia di Puncak Kawah Putih Rancabali
Jumat 04-07-2025,18:24 WIB
Warga Cileunyi Bandung Amankan Tiga Wanita Diduga Transaksi Narkotika Jenis Sabu
Kamis 03-07-2025,17:21 WIB
Tutupi Judol Rp 150 Juta, Pria di Rancaekek Bandung Buat Laporan Palsu Jadi Korban Begal
Kamis 03-07-2025,13:56 WIB
Aleg Kabupaten Bandung Asep Ikhsan Tak Setuju Satu Rombel Sekolah Negeri Diisi 50 Siswa, Ini Alasannya
Terpopuler
Rabu 09-07-2025,16:17 WIB
Orang Ikan’: Film Asia Tenggara yang Gabungkan Monster Laut dan Sejarah Perang Dunia"
Rabu 09-07-2025,20:38 WIB
SPMB Jabar: 338.091 Siswa Diterima di Sekolah Negeri
Rabu 09-07-2025,13:47 WIB
Pendaftaran Program Magang Kerja di Jepang Masih Dibuka Sampai 16 Juli 2025
Rabu 09-07-2025,14:30 WIB
Bupati Bogor Sebut Telah Ambil Langkah Tangani Bencana
Rabu 09-07-2025,10:09 WIB
Penemuan Bayi di Tebing Sungai Ciampea, Terbungkus Kantong Hitam dan Diduga Lahir Prematur
Terkini
Rabu 09-07-2025,20:38 WIB
SPMB Jabar: 338.091 Siswa Diterima di Sekolah Negeri
Rabu 09-07-2025,16:17 WIB
Orang Ikan’: Film Asia Tenggara yang Gabungkan Monster Laut dan Sejarah Perang Dunia"
Rabu 09-07-2025,14:30 WIB
Bupati Bogor Sebut Telah Ambil Langkah Tangani Bencana
Rabu 09-07-2025,13:55 WIB
Klarifikasi Pihak Dahlan Iskan Soal Penetapan Tersangka Kasus Penggelapan dan Pencucian Uang
Rabu 09-07-2025,13:53 WIB