5 Strategi Menghadapi Konflik Paling Ampuh Menurut Kenneth Thomas dan Ralph Kilmann

Senin 08-07-2024,12:36 WIB
Reporter : Wanda Novi
Editor : Wanda Novi

Persaingan antara perusahaan taksi konvensional dan online mencapai puncaknya dengan demo anarkis pada 22 Maret 2016, yang melibatkan driver taksi konvensional dan online. Fritjof Capra pernah mengatakan, "Pada akhirnya, perilaku agresif hanya akan merusak diri sendiri. Kesempatan lebih baik akan datang kepada mereka yang memahami cara bekerja sama dan berkolaborasi."

Para pemimpin di Bluebird memahami pentingnya bekerja sama dan bertindak kreatif. Mereka dengan cepat bertindak dengan mengumumkan layanan taksi gratis selama 24 jam keesokan harinya setelah demo.

BACA JUGA:5 Faktor Penyebab SDM Masyarakat Indonesia Rendah

Selain itu, mereka berkolaborasi dengan Gojek untuk meluncurkan layanan Go-Bluebird, yang memungkinkan pemesanan taksi secara online dengan harga kompetitif melalui aplikasi Gojek, dengan standar pelayanan yang baik.

Bluebird terkenal dengan pelatihan dan pengembangan driver mereka, sehingga banyak penumpang wanita merasa lebih aman berkendara dengan mereka.

Ini adalah contoh penggunaan strategi kolaboratif yang tepat dalam menanggapi masalah yang kompleks, di mana setiap pihak memiliki kekuatan dan kepentingan besar, dan ada risiko tinggi dalam persaingan. Pendekatan ini membangun fondasi hubungan jangka panjang dengan adanya itikad baik dari kedua belah pihak.

5. Pendekatan Kompromi

Terkadang, kolaborasi tidak mudah dilakukan, terutama jika waktu terbatas dan situasi memerlukan penyelesaian cepat. Dalam kondisi seperti ini, strategi kompromi bisa menjadi pilihan yang tepat.

Kompromi terjadi ketika kita atau pihak lain hanya bisa mencapai sebagian dari tujuan atau kepentingan yang diperjuangkan. Namun, strategi ini hanya berlaku sementara seperti gencatan senjata, di mana masing-masing pihak masih bisa merasa tidak sepenuhnya puas, yang jika tidak diatasi bisa memicu konflik kembali di masa depan.

Perlu dicatat bahwa aplikasi Go-Bluebird tidak hadir begitu saja. Dibutuhkan hampir satu tahun dari eskalasi konflik sebelum kolaborasi tersebut tercipta. Selama periode ini, penting untuk menjaga kepercayaan dan meningkatkan komunikasi agar situasi kompromi dapat berkembang menjadi kolaborasi yang lebih kokoh.

BACA JUGA:8 Alasan Selalu Merasa Jelek dan Cara Mengatasinya

Robert Louis Stevenson pernah mengatakan bahwa kompromi adalah solusi termurah dan terbaik jika kita ingin menghindari kehilangan energi dan sumber daya yang lebih besar.

Ini adalah lima strategi dalam menangani konflik:

1. Menghindari konflik jika tidak terlalu penting.

2. Mengakomodasi pihak lain untuk menjaga hubungan jangka panjang.

3. Berkompetisi ketika menyangkut hal-hal yang prinsipil.

4. Berkolaborasi untuk mencapai kepentingan bersama.

Kategori :