Hal ini mencerminkan pendekatan akomodatif, di mana kita mengutamakan kepentingan orang lain sambil mengesampingkan kepentingan diri sendiri. Filosofi di balik pendekatan ini adalah memberi, karena hubungan yang baik sering kali dimulai dengan perilaku pemberian. Dengan demikian, hati orang lain menjadi lebih terbuka dan lebih bersedia untuk bekerja sama.
Pendekatan ini tepat digunakan untuk menjaga hubungan yang baik, terutama saat kita berhadapan dengan orang yang memiliki kekuasaan lebih besar. Menggunakan pendekatan ini dapat membantu menghindari keluhan atau kemarahan orang lain, sambil membuat kita lebih disukai karena kita mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan mereka.
Namun, menggunakan pendekatan ini dalam jangka panjang bisa sangat melelahkan. Kita bisa merasa kelelahan karena terus-menerus mengutamakan kepentingan orang lain dan mengabaikan kepentingan diri sendiri.
BACA JUGA:5 Tanda Seseorang Telah Berubah Setelah Melewati Titik Terendah
Seperti teman saya yang akhirnya memilih untuk mengundurkan diri karena kelelahan menghadapi atasan yang micro-managing dan otoriter.
3. Pendekatan Agersif/Kompetitif
Dalam film John Wick, diceritakan tentang seorang mantan pembunuh bayaran legendaris yang memutuskan untuk pensiun dari dunia hitam dan mencari kedamaian hidup.
Setelah kehilangan istrinya yang sangat dicintainya, John mencoba menemukan kedamaian dengan merawat anjing pemberian mendiang istrinya.
Namun, kedamaiannya terganggu ketika sekelompok penjahat membunuh anjing kesayangannya dan mencuri mobilnya. Tindakan brutal ini menghancurkan harapan John untuk hidup damai.
Merasa lelah dengan perlakuan yang tidak adil, John Wick memutuskan untuk melawan dan mengumpulkan kekuatannya untuk memperjuangkan kepentingannya yang terganggu.
Pendekatan resolusi konflik yang dipilih John Wick adalah contoh dari strategi konflik yang kompetitif atau agresif, di mana seseorang memperjuangkan kepentingan diri sendiri tanpa memedulikan kepentingan orang lain.
Dalam konteks ini, terdapat ungkapan terkenal dari bangsa Romawi, "SI VIS PACEM PARA BELLUM" — mereka yang menginginkan kedamaian harus siap untuk berperang. Strategi ini tepat untuk situasi di mana ada pelanggaran yang jelas, di mana kita perlu mempertahankan diri atau situasi yang kritis dan darurat.
BACA JUGA: 5 Cara Menguatkan Diri Ketika Berada di Titik Terendah dalam Hidup
Namun, strategi ini tidak cocok untuk membangun hubungan jangka panjang karena bisa merusak kepercayaan dan menyebabkan hubungan memburuk.
Penerapan strategi kompetitif atau agresif ini membutuhkan banyak energi dan sumber daya, baik fisik, mental, maupun emosional. Oleh karena itu, sebaiknya strategi ini dipertimbangkan sebagai pilihan terakhir. Jika memang terpaksa menggunakan cara ini, penting untuk melakukannya dengan bijaksana.
4. Pendekatan Kolaboratif
Strategi yang paling disarankan adalah mempertimbangkan kepentingan diri sendiri sekaligus mempertimbangkan kepentingan orang lain.
Bluebird, sebagai perusahaan transportasi yang telah lama diakui kredibilitasnya, mengalami disrupsi pada tahun 2016 dengan masuknya pemain baru berbasis online. Hal ini menyebabkan penurunan drastis jumlah pelanggan mereka dan berdampak pada pendapatan serta laba perusahaan.