RADAR JABAR - Badan Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengklarifikasi bahwa video viral yang tersebar di media sosial dan grup percakapan mengenai erupsi Gunung Tangkuban Parahu adalah informasi palsu atau hoaks.
Hendra Gunawan, selaku Kepala PVMBG, menyatakan bahwa video yang beredar itu bukanlah gambaran aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu saat ini.
"Video yang beredar tersebut adalah video erupsi yang terjadi pada 26 Juli 2019 pukul 15:48 WIB," ujar Hendra dalam pernyataan resmi yang dirilis di Jakarta, hari Sabtu (13/1)
BACA JUGA:Pemkab Karawang Ajukan KPU Antisipasi TPS Beresiko Banjir
Kepanikan masyarakat sekitar Gunung Tangkuban Parahu atau mereka yang berencana mengunjungi Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu, serta destinasi wisata terdekat dengan gunung tersebut, muncul sebagai dampak dari video hoaks itu.
PVMBG menyarankan agar masyarakat dan pengunjung tetap tenang, melanjutkan aktivitas seperti biasa dan tidak terpengaruh oleh isu-isu tentang erupsi Gunung Tangkuban Parahu. Informasi terkini mengenai aktivitas Gunung Tangkuban Parahu dapat diakses melalui aplikasi Magma Indonesia.
Gunung Tangkuban Parahu adalah gunung berapi aktif yang terletak di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat.
Gunung ini memiliki sembilan kawah dengan dua kawah utama di puncaknya, yaitu Kawah Ratu dan Kawah Upas.
Erupsi Gunung Tangkuban Parahu biasanya berbentuk letusan freatik dari Kawah Ratu. Saat ini, area kawah dan sekitarnya telah menjadi lokasi wisata populer baik bagi wisatawan domestik maupun internasional.
BACA JUGA:Resmi Dilantik Jadi PAW Anggota DPRD Jabar, Endah Suwarni Siap Emban Tugas di Komisi II
Berdasarkan data PVMBG, Gunung Tangkuban Perahu terakhir meletus pada 26 Juli 2019, dimulai dengan erupsi freatik dari Kawah Ratu.
Kenaikan aktivitas gunung ditandai dengan erupsi yang cukup besar, dan sejak 2 Agustus 2019 pukul 08.00 WIB, status Gunung Tangkuban Parahu dinaikkan menjadi level II atau waspada.
Setelah mengalami periode erupsi selama hampir tiga bulan, aktivitas vulkanik menurun secara signifikan, sehingga status aktivitasnya kembali diturunkan ke normal pada 21 Oktober 2019, pukul 09:00 WIB.
Status aktivitas saat ini masih normal, ditandai dengan emisi asap dari Kawah Ratu yang berwarna putih dengan intensitas dari tipis hingga tebal, dan ketinggian 5 hingga 110 meter di atas dasar kawah.