Dia juga terlibat dalam penyelundupan kayu melalui perusahaan PT Erna. Awalnya, penyelidikan dimulai dengan mencurigai rekening tidak wajar milik Labora. Menurut Foke, rekening Labora berisi sekitar satu setengah triliun rupiah, jumlah yang sangat mencurigakan untuk seorang Bintara.
Namun, menurut laporan Tempo, Labora sebenarnya tidak pernah bekerja di PT Freeport sebelum masuk sekolah Tamtama kepolisian. Kabarnya, inilah sumber kekayaannya sebelum menjadi polisi. Meskipun begitu, hal ini masih mencurigakan karena Labora tidak pernah dipenjara pada tahun 1995 terkait dugaan terlibat dalam usaha penangkapan ilegal dengan menggunakan pukat harimau.
Pada tahun 2022, Briptu Hasbudi (HSB), seorang anggota kepolisian yang juga terlibat dalam bisnis tambang emas ilegal di Kalimantan Utara, ditangkap di Bandara Tarakan. Dia diamankan segera untuk mencegah penghilangan jejak dan barang bukti terkait tambang emas ilegal yang dia miliki.
Adanya dugaan bahwa aliran dana dari bisnis ilegal ini juga mengalir ke pejabat atau perwira kepolisian lainnya, menyebabkan Korps Bhayangkara melakukan penyelidikan lebih lanjut.
9. Kejanggalan Kasus Polisi Tewas Minum Sianida
Kejanggalan kematian Bripka AF, seorang petugas dari Satuan Lalu Lintas Polres Samosir, yang dinyatakan bunuh diri setelah minum racun sianida. Hal itu terkait kasus penggelapan pajak sebesar Rp 2,5 miliar yang dilakukan oleh sejumlah anggota kepolisian Polres Samosir, Sumatra Utara.
Namun, pihak keluarga tidak yakin bahwa Bripka AF mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Pasalnya, sang istri, Jeni Simorangkir sempat menerima pengakuan bahwa suaminya tengah mendapat ancaman dari atasannya jika membocorkan siapa saja yang terlibat penggelapan pajak kendaraan.
Hingga saat ini, kasus tersebut dinyatakan sebagai kasus bunuh diri meski dinyatakan terdapat bukti luka memar di kepala Bripka AF saat jenazahnya ditemukan.
Itulah 9 kasus kejahatan yang telah dilakukan oleh sejumlah oknum polisi Indonesia yang telah kami rangkum dari berbagai sumber. Selain sederet kasus tersebut, masih banyak peristiwa kejahatan oleh anggota kepolisian yang belum sempat kami paparkan.
Tingkat Kepercayaan Masyarakat Terhadap Polisi Masih Rendah
Terkait kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian, situasinya tidak menggembirakan. Warga cenderung tidak mempercayai kepolisian setelah berbagai skandal dan perilaku curang dari oknum-oknum di dalamnya.
Menurut hasil survei oleh kelompok diskusi dan kajian opini publik Indonesia, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri pada tahun 2021 hanya mencapai 66,30%, angka yang paling rendah di antara lembaga penegak hukum lainnya.
Situasi ini membuat frustasi, karena meskipun banyak keluhan disampaikan oleh masyarakat kepada kepolisian mengenai kecurangan dalam hal uang, tetapi keberadaan oknum-oknum yang tidak jujur ini merusak kepercayaan masyarakat. Tidak jarang, masyarakat merasa bahwa kerusakan ini terjadi karena ulah mereka sendiri, dan mereka merasa tidak bisa melakukan banyak perubahan.