RADARJABAR.DISWAY.ID - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) selenggarakan program literasi digital bersama TNI, dengan mengusung sebuah pembahasan terkait sikap bersosial media atau cakap bermain digital menjelang pemilu 2024 bagi seluruh prajurit.
Penyelenggaraan program literasi digital yang diprakarsai oleh Pelaksana Tugas Menteri Komunikasi dan Informatika (Plt. Menkominfo) Mahfud MD, merupakan sebuah langkah persiapan dalam menghadapi transformasi digital yang berpotensi dapat memunculkan berbagai jenis ancaman terhadap kedaulatan negara.
TNI sebagai audiens dalam acara literasi, tentunya memiliki peran dalam mempertahankan, menjaga kesatuan, juga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui pengetahuan terhadap era digitalisasi, dimana banyak ditemukan berbagai ancaman melalui informasi-informasi yang tersebar secara cepat.
BACA JUGA: Polri Bakal Uji Ajaran Ponpes Al Zaytun dengan Fatwa MUI dan Gandeng Kemenag
Mahfud MD juga memberikan tanggapan terkait era digital yang memiliki pengaruh dalam pelaksanaan proses pemilu 2024, dirinya menegaskan bagi setiap jajaran TNI untuk dapat bersikap netral.
"TNI diharapkan bisa menjaga kondusivitas dalam proses pemilu dan memastikan bahwa pemilu aman bagi seluruh rakyat Indonesia," kata Mahfud dalam keterangannya dikutip Kamis (29/6).
Dia mengharapkan TNI dan Polri tetap pada posisi netral, terutama dalam merespons lalu lintas digital yang kemungkinan akan menimbulkan banyak provokasi yang menyasar masyarakat dengan tingkat literasi rendah.
Melalui program literasi digital yang dijalankan hari ini, ujar Mahmud MD, pemerintah berharap agar seluruh anggota TNI dapat lebih cakap, teliti, dan berhati-hati serta menggunakan logika dalam menerima dan menyebarkan informasi, khususnya informasi mengenai pemilu, baik secara lisan maupun tulisan.
BACA JUGA: Pegawai KPK Tilap Uang Dinas, Diduga Kerugian Negara Mencapai Rp550 Juta
Sementara itu, Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono dalam sambutannya mengimbau agar anggota TNI wajib memberantas setiap konten negatif yang ditemui dengan cara memiliki kecakapan digital dalam memilah informasi demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Dia berharap literasi digital mampu meningkatkan kecakapan prajurit dalam beraktivitas di ruang digital.
Semoga setelah pelatihan ini tidak ada prajurit yang membocorkan rahasia negara, mudah percaya dengan hoaks, serta konten yang bertentangan dengan tugas TNI sebagai pemersatu bangsa.
"Perlu ditekankan pada jajaran semuanya, harus memilah mana konten yang bisa dibagikan atau tidak dan pikirkan dampaknya terhadap persatuan,” jelasnya.
BACA JUGA: Bupati Pandeglang Irna Narulita Punya Kekayaan Rp62 M Tapi Jadi Kabupaten Termiskin di Banten
Pengajar dan Pengembang Teknologi Python Andri Johandri menjelaskan bahwa ruang digital tidak hanya diisi dengan hiburan atau pemenuhan kebutuhan, tetapi juga dipenuhi dengan berbagai risiko serta tantangan saat memanfaatkan ruang digital.