"Bukan tanpa sebab, karena kedua negara tersebut merupakan penyuplai hampir 30 sampai 40 persen produksi gandum dunia," lanjut sang menteri.
Untuk itu, Sandiaga berpesan, dalam kondisi yang seperti ini, jangan lantas justru membuat masyarakat larut hingga akhirnya pasrah mengikuti arus.
Kondisi ini, justru harus menjadi momentum bagi masyarakat untuk mengoptimalkan sumber pangan dan berbagai produk ekonomi kreatif lokal.
"Sehingga kita tidak terus menerus ketergantungan dengan bahan baku impor," tandas dia.
Selain dari Rusia dan Ukraina, Indonesia juga diketahui mengimpor gandum dari negara lain, misalnya Australia.
Namun karena pasokan bahan bakunya terbatas, otomatis harga mi instan di dalam negeri juga ikut naik.