5 Sisi Gelap Menyeramkan Makanan Cepat Saji (Fast Food)

5 Sisi Gelap Menyeramkan Makanan Cepat Saji (Fast Food)

Sisi Gelap Makanan Cepat Saji-Ilustrasi/Unsplash-

Penelitian dari George Washington University menemukan bahwa ftalat ini digunakan dalam kemasan makanan dan peralatan pengolahan makanan. Jika Anda terpapar ftalat dalam jumlah banyak, Anda bisa berisiko mengidap autisme, kanker, dan masalah perkembangan saraf. Dampak ftalat ini tidak hanya berpengaruh pada kesehatan, tetapi juga pada lingkungan.

5. Masalah Limbah

Restoran fast food memiliki limbah padat seperti sisa makanan dan minuman yang sering kali mencemari saluran air di sekitarnya. Limbah ini mengandung minyak lemak dan deterjen yang dapat merusak ekosistem air.

Selain itu, penggunaan kemasan sekali pakai seperti plastik dan styrofoam yang memerlukan waktu puluhan hingga ratusan tahun untuk terurai menyebabkan volume sampah plastik terus meningkat setiap tahunnya.

Sampah ini dapat berakhir di lautan dan mengganggu habitat di sana. Regulasi yang ketat sangat penting untuk memastikan bahwa bisnis fast food tidak hanya mengejar keuntungan semata, tetapi juga mempertimbangkan kesehatan bagi semua makhluk hidup.

Namun demikian, bisnis fast food juga memiliki dampak positif seperti inovasi dalam dunia kuliner yang mungkin sebelumnya tidak terpikirkan. Industri ini juga membuka lapangan pekerjaan luas, terutama bagi anak muda untuk mendapatkan pengalaman kerja pertama mereka.

BACA JUGA:4 Sisi Gelap Indonesia yang Buat Rakyatnya Geleng-Geleng Kepala

Namun, penting untuk diingat bahwa sebagai konsumen fast food, kita harus lebih sadar dan kritis dalam memilih makanan yang akan kita konsumsi. Memasak makanan sendiri di rumah jauh lebih sehat karena kita dapat mengetahui proses pembuatannya serta memilih bahan makanan yang sehat bagi diri kita sendiri.

Cara Meminimalisir Konsumsi Fast Food

Kesadaran ini sangat penting karena pendidikan mengenai gizi dan pilihan makanan yang sehat sering kali kurang dalam sistem pendidikan kita. Bisnis fast food cenderung berfokus pada keuntungan dan terkadang kurang memperhatikan kesehatan konsumen, dampak lingkungan, dan kesejahteraan karyawan.

Jika Anda ingin mengonsumsi fast food, sebaiknya Anda pintar dalam memilih perusahaan baik dari tingkat nasional maupun multinasional. Perusahaan-perusahaan ini biasanya memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) produksi dan kontrol kualitas yang ketat terhadap kandungannya.

Hal ini sama pentingnya ketika Anda makan di makanan dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang minimal memiliki lingkungan bersih dan sertifikasi kesehatan, sehingga Anda tidak perlu khawatir setelah makan di sana.

Selain itu, saya berharap semua restoran fast food di Indonesia selalu menggunakan kemasan yang dapat didaur ulang. Saya sangat miris melihat sampah plastik yang mencemari laut Indonesia, yang jumlahnya mencapai ratusan ribu ton. Akhirnya, dampaknya juga akan berpengaruh kepada kita, karena plastik yang masuk ke laut dapat terkonsumsi kembali oleh ikan dan berpotensi kembali ke kita saat kita mengonsumsi seafood.

Meskipun dampaknya mungkin tidak terasa dalam jangka pendek, namun dalam jangka panjang ini sangat mengkhawatirkan karena dapat mengancam kesehatan kita dan secara perlahan-lahan membahayakan kita.

Sumber: