Mengenal Kekuatan Sebuah Pikiran Positif dan Negatif

Mengenal Kekuatan Sebuah Pikiran Positif dan Negatif

Mengenal Kekuatan Sebuah Pikiran-Ilustrasi/Pixabay-

Ketika alarm pagi berbunyi, Anda akan bangun dengan semangat, mandi sambil bersiul, dan klakson mobil di jalan justru memacu adrenalin untuk cepat sampai di tempat kerja. Anda akan ceria dan tidak ada waktu untuk benci karena pikiran positif dari pagi hari telah menghasilkan energi positif.

Sama otak, tetapi cara produksinya berbeda—semuanya tergantung pada kita sebagai "bos" pikiran kita. Cara kita menggunakan pikiran akan menentukan apakah kita menghasilkan hal positif atau negatif.

BACA JUGA:10 Tips dan Trik Mengungkap Rahasia Psikologi Membaca Pikiran Orang

Berpikir dengan benar akan membawa kita pada jalur yang positif, selalu berpikir baik dan sistematis. Sebaliknya, berpikir dengan cara yang salah akan membawa kita pada jalur negatif, selalu curiga dan berpikir buruk terhadap orang lain.

Lao Tzu mengatakan, "Pikiran negatif hanya akan menjebak kita dalam lingkaran kegelapan." Jaga pikiran dengan hati-hati dan biarkan hanya cahaya positif yang memasuki hati kita. Kita tidak bisa hanya menunggu mood datang, kita harus menciptakan mood yang stabil setiap hari.

Dunia tidak mempedulikan mood kita; dalam dunia kerja, bos kita tidak peduli dengan mood kita. Untuk menciptakan stabilitas mood, kita harus mulai dengan mengontrol pikiran kita agar semuanya menjadi positif.

Kita harus mengalahkan mood, bukan diatur olehnya. Hal positif dalam hidup kita tidak akan muncul dari pikiran negatif. Kita tidak bisa makan mangga jika kita membeli pepaya. Dengan kata lain, jangan berharap kehidupan positif jika pikiran kita negatif.

Roy T. Bennett berkata, "Pikiran negatif adalah penjahat terbesar dalam hidup kita." Jaga pikiran kita dengan baik; jangan biarkan pikiran negatif merusak hidup kita.

Biarkan hanya pikiran positif yang terus membimbing kita. Teruslah berpikir positif setiap hari dan jangan biarkan pikiran negatif menguasai kita, karena masa depan kita ditentukan oleh cara kita berpikir.

Sumber: abdi suardin