7 Prinsip Orang Jepang Agar Tidak Menjadi Pemalas

7 Prinsip Orang Jepang Agar Tidak Menjadi Pemalas

Prinsip Orang Jepang untuk Melawan Kemalasan Agar Tidak Menjadi Pemalas-Ilustrasi/Unsplash-

Konsep Wabi Sabi berasal dari dua kata, yaitu "Wabi" yang merujuk pada keindahan dari kesederhanaan yang rendah hati, dan "Sabi" yang mengandung arti berlalunya waktu dan kemunduran. Konsep ini membawa pandangan baru terhadap kehidupan yang sangat penting dalam budaya Jepang.

Secara garis besar, Wabi Sabi mengajarkan kita untuk menerima hidup dalam segala keadaan. Konsep ini memaparkan tiga realita dalam kehidupan: pertama, ada hal-hal yang tidak dapat bertahan; kedua, ada hal-hal yang tidak pernah selesai; dan ketiga, tidak ada yang sempurna.

Bagi masyarakat Jepang, Wabi Sabi menjadi fondasi untuk tetap optimis dan menemukan harapan, bahkan ketika dihadapkan pada situasi sulit.

Konsep ini memiliki akar yang erat dengan Taoisme dan seni biksu Zen, sebuah aliran Buddha Mahayana yang berkembang di Jepang. Wabi Sabi juga dikaitkan dengan rasa damai dalam menghadapi perubahan alam kehidupan, di mana ketidaksempurnaan dianggap sebagai bagian alami yang tidak perlu disangkal.

6. Forest Bathing (Re-charge Diri dengan Alam Semesta)

Forest bathing adalah kegiatan alam yang bertujuan untuk menyegarkan tubuh secara emosional dengan mensinkronkan ritme kita dengan alam terbuka.

Seperti namanya, "forest bathing" atau "mandi hutan," kegiatan ini melibatkan menikmati hutan dengan berjalan kaki mengelilinginya sambil menikmati keindahan alam. Forest bathing dapat dilakukan secara individu maupun dalam kelompok.

BACA JUGA:10 Destinasi Wisata Favorit di Jepang yang Menjadi Favorit Bagi Para Wisatawan!

Manfaat dari forest bathing meliputi pengurangan ketegangan, kemarahan, dan kelelahan. Secara signifikan, kegiatan ini juga dapat mengurangi tingkat kecemasan.

7. Kakeibo (Kuasai Keuangan Diri Sendiri)

Kakeibo adalah teknik pengaturan uang yang mencatat setiap detail pengeluaran. Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh jurnalis Jepang bernama Hani Motoko pada tahun 1904, dan banyak dipraktekkan oleh ibu-ibu di masa lalu yang bertanggung jawab sebagai bendahara atau menteri keuangan dalam rumah tangga. Kini, teknik Kakeibo kembali populer setelah sukses buku berjudul "Kakeibo: The Japanese Art of Saving Money" yang ditulis oleh penulis Jepang Fumiko Chiba.

Teknik Kakeibo sebenarnya cukup sederhana. Setiap awal bulan atau saat menerima gaji, Anda merencanakan dengan cermat pengeluaran untuk bulan depan.

Rencana ini dibagi menjadi empat kategori, yaitu pengeluaran primer, pengeluaran sekunder, pengeluaran untuk hobi, dan pengeluaran tak terduga.

Dengan mengatur uang Anda, Anda dapat mengetahui pos mana yang kurang dan memaksa diri untuk berpikir keras tentang pekerjaan keras. Terakhir, ingatlah untuk tidak menjadi pemalas meskipun boleh beristirahat.

Itulah sederet prinsip orang jepang agar terhindar memiliki sifat pemalas yang bisa menghancurkan hidup kita sendiri. Terapkan secara berkala dalam kehidupan kita sehari-hari agar tujuan hidup yang kita inginkan bisa tercapai.

Sumber: