Senator Amerika Serikat Tegaskan AS Tidak Pernah Minta Negara Lain Pilih Antara AS dan Tiongkok
Senator Amerika Serikat Tammy Duckworth dalam temu media di Kedutaan AS di Jakarta, Kamis (10/8)--ANTARA/Shofi Ayudiana
RADAR JABAR - Tammy Duckworth selaku Senator Amerika Serikat menegaskan bahwa Amerika Serikat (AS) tidak pernah meminta kepada negara lain untuk memilih antara Amerika Serikat ataupun Tiongkok. Pernyataan tersebut telah disampaikan olehnya untuk menanggapi pertanyaan megenai Undang-Undang Pengurangan Inflansi atau dikenal sebagai Inflation Reduction Act (IRA) Amerika Serikat dengan memiliki kebijakan anti-Tiongkok.
Karena hal tersebut, undang-undang tersebut menutup sebuah peluang negara lain yang memiliki kerja sama manufaktur dengan Tiongkok untuk memasukan produk ke dalam pasar Amerika.
Indonesia sendiri memiliki keinginan untuk memasukan baterai kendaraan listrik ke Amerika tentunya memiliki tantangan tersendiri. Diketahui bahwa Indonesia saat ini belum terikat mengenai perjanjian perdagangan bebas dengan Amerika Serikat, serta dominasi perusahaan Tiongkok dalam industri nikel di Indonesia.
"Saya tidak meminta Anda untuk memilih. Saya hanya mengatakan hika Anda ingin menjual produk Anda ke pasar Amerika, inilah yang diperlukan Anda. Anda boleh saja memiliki penambang mineral dari China, tapi Anda tidak dapat menjualnya ke pasar AS. Jual saja ke tempat lain" ujar Duckworth dalam temu pers di Jakarta pada Kamis (10/8).
Duckworth juga menegaskan bila Indonesia ingin menjadi bagian dari pasar Amerika Serikat, Indonesia juga garus mematuhi hukum yang ada di AS.
Sebelum melakukan kunjungan ke Indonesia, Duckworth lebih dahulu mengunjungi Manila, di Filipina untuk membahas mengenai peluang pengembangan mengenai ekosistem manufaktur untuk pasar Amerika. Ia juga menyebutkan bahwa Filipina berkeinginan menjadi bagian dari pasar Amerika Serikat, serat siap mematuhi aturan yang berlaku, meski Filipina tidak memiliki perjanjian perdagangan bebas dengan Amerika Serikat.
Diketahui, Arsjad Rasjid selaku Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) sebelumnya menyatakan keprihatinan terhadap Amerika Serikat karena telah memberikan perlakuan tidak adil dalam pemberian subsidi hijau dibawah IRA. Ia juga merasa ada pengucilan terhadap mineral kritis atau produk nikel Indonesa untuk dimasukan pada paket kebijakan subsidi hijau Amerika Serkiat melalui IRA.*
Sumber: antara