Mengenal Kecanggihan Nikuba yang Ditolak di Indonesia, Diambil Ferrari dan Ducati

Mengenal Kecanggihan Nikuba yang Ditolak di Indonesia, Diambil Ferrari dan Ducati

Mengenal Kecanggihan Nikuba yang Ditolak di Indonesia, Diambil perusahaan otomotif asal Italia, Ferrari. Tak hanya itu, perusahaan otomotif terkemuka Ducati tertarik untuk mengembangkan teknologi ini pada produk mereka.-Instagram/Aryantomisel-

RADAR JABAR - Sebuah inovasi bernama Nikuba dibuat oleh Aryanto Misel (67), seorang warga Lemahabang Wetan, Cirebon, Jawa Barat yang dapat mengubah air menjadi bahan bakar yang telah dipamerkan di Italia.

Alat tersebut diberi nama Nikuba, yang merupakan singkatan dari Niku Banyu yang berarti air dalam bahasa Jawa. Nikuba telah menarik perhatian brand otomotif Eropa dengan kecanggihannya mengubah air menjadi bahan bakar seperti bensin.

Nikuba yang menggunakan teknologi hidrogen, semakin populer setelah menarik perhatian pabrikan mobil terkenal asal Italia, Ferrari.

Kemampuan Nikuba untuk menggantikan bahan bakar bensin telah membuat Ferrari tertarik. Pencipta Nikuba, Aryanto Misel, bahkan terbang ke Italia untuk menerima undangan dari Ferrari. Selain Ferrari, Nikuba juga menarik perhatian dari Ducati.

Sebuah alat bernama Nikuba telah dikembangkan yang memiliki kemampuan untuk mengubah air menjadi hidrogen, yang kemudian digunakan sebagai bahan bakar untuk kendaraan.

BACA JUGA:Pemkab Bandung Barat Salurkan Bantuan BBM untuk Angkutan Umum

Fungsinya adalah untuk memisahkan hidrogen (H2) dan oksigen (O2) yang terdapat dalam air (H2O). Hidrogen yang terpisah kemudian dialirkan ke ruang pembakaran mesin kendaraan bermotor.

Pihak CEO Nikuba Hidrogen, Iwan Piliang, mengkonfirmasi keunggulan dari alat generator Niku Banyu tersebut.

Ia juga mengonfirmasi bahwa satu tetes bahan bakar Nikuba memiliki kemampuan untuk membuat sepeda motor dapat menempuh jarak 45 km.

"Akurat, tapi kan nanti konteksnya (tidak) ditaruh setetes (saja), enggak begitu," ucap Iwan Piliang, saat diwawancarai secara ekslusif oleh Tim Disway  pada Selasa 10 Mei 2022.

"Kan dia nanti ada tabungnya, ya kan, nah akumulasi dari dalam tabung itu satu tetes ya segitu," sambungnya.

Iwan berusaha menghindari kesalahpahaman dalam konteks "satu tetes" dan memberikan penjelasan lebih lanjut agar tidak terjadi kekeliruan.

"Sebab kan kadang-kadang kan orang salah mengartikan, setetes ke dalam tabungnya aja enggak ngerti kalau cuma satu tetes. Tapi penyusutan per tetesnya digapai 45-50 Km, itu betul," tuturnya.

Iwan menjelaskan bahwa tabung bahan bakar di dalam motor harus tetap terisi penuh. Artinya, satu tetes saja tidak cukup untuk membuat motor dapat berjalan jauh

Sumber: