Dinas PUPR Kerahkan 250 PHL Bertugas Antisipasi Banjir
Ilustrasi hujan yang terjadi di Kota Bandung-Foto: Deni/jabarekspres-
BANDUNG – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Bandung, akan segera menerapkan langkah antisipatif guna mencegah dan hadapi banjir di sejumlah titik. Saat ini, Dinas PUPR telah kerahkan 250 pekerja harian lepas (PHL) yang bertugas mengamankan daerah yang memiliki potensi banjir.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (Kadis PU) Kota Bandung, Didi Ruswandi, mengungkapkan saat ini di Bandung terdapat 10 titik yang termasuk kategori rawan banjir.
Selain itu juga ada sebanyak 24 kategori rawan genangan air. Sedangkan, untuk kategori banjir besar terdapat di 4 titik, yaitu Gedebage, Kopo Citarip, Pasir Koja kemudian Cibaduyut.
“Jalan terus kalau pembersihan gorong-gorong itu. Tapi kalau pengerukan sungai menggunakan alat berat itu yang belum, akan dimulai minggu depan,” ujarnya saat ditemui Jabar Ekspres di Simpang Lima Bandung belum lama ini.
“Pekerja Harian Lepas (PHL) sekarang bekerja untuk pekerjaan yang swakelola penataan sempadan. Jadi nanti pas musim hujan sudah fokus ke pengelolaan banjir,” sambung Didi.
Sementara itu, kata dia, untuk pembersihan secara rutin berada di beberapa wilayah Kota Bandung. Mencakup wilayah Pamulihan sekitar Pasar Induk Gedebage, Cipamokolan, Sukagalih dan Pasteur.
Didi mengimbau warga untuk tertib membuang sampah pada tempatnya, terutama di daerah Citarip dan Caringin. Dia menilai dua daerah tersebut memiliki budaya penyampahan yang tidak tertib.
“(Di sana) penyampahannya luar biasa, saya harap itu ada perubahan perilaku, sehingga tidak nyampah. Sudah kapasitasnya kecil, ini ditambah lagi beban sampah. Mudah-mudahan lebih lancar (penanganan banjir) kalau tidak ada sampah,” keluhnya.
Saat disinggung penertiban sungai dalam waktu dekat, dia mengatakan, sungai Maleer sudah harus ditertibkan dan tidak akan mencakup semua bangunan. Sosialisasi pun sudah mulai diterapkan.
“kalau itu sukses penataannya, konsepnya the lost city ya. Jadi kota yang hilang. Bangunannya tidak kita habiskan, ada yang dipertahankan. Jadi dibabat tidak habis,” tuturnya.
Terpisah, Prakirawan Cuaca BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Kota Bandung) mengatakan musim hujan akan dimulai pada awal Oktober. Pada Dasarian II Agustus 2022 Bandung masih berada dalam periode musim kemarau. Namun, kemarau tahun ini sifat hujan berada di atas normal, yaitu curah hujan lebih tinggi dibandingkan musim hujan secara klimatologis.
“Curah hujannya ringan hingga sedang terutama di sore hari. Antara siang sore dan menjelang malam hari. Jadi secara sifat hujannya, untuk Agustus ini atas normal. Artinya lebih tinggi dibandingkan dengan kllimatologisnya atau rata-ratanya,” ujarnya kepada Jabar Ekspres belum lama ini.
Dia menambahkan, masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan oleh kondisi cuaca ekstrem awal di Musim Kemarau seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.
“Bagi yang sedang dalam perjalanan dijalan raya, apabila terjadi cuaca ekstrim seperti hujan deras disertai petir, diharap segera menepi dan masuk ke gedung. Hindari berlindung dibawah pohon besar pada kondisi demikian,” imbau Yuni. (arv)
Sumber: