Tangga Seribu di Desa Cibiru Wetan Bandung, Tanah Carik Disulap Jadi Wisata Ciamik
Tampilan 100 anak tangga sebelum mencapai puncak objek wisata Tangga Seribu. -(Foto: Yanuar Baswata/Jabar Ekspres)-
Inovasi Pemerintahan Desa Cibiru Wetan dalam mengembangkan potensi, membuahkan hasil dari pemanfaatan tanah carik menjadi objek wisata.
Kabupaten Bandung, Yanuar Baswata, Jabar Ekspres
Beragam inovasi dilakukan pemerintah termasuk tingkat desa guna meningkatkan pemberdayaan dan perekonomian masyarakat.
Desa Cibiru Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung berhasil menyulap area tanah carik desa yang semula perkebunan menjadi objek wisata dengan nama Tangga Seribu.
Kepala Desa Cibiru Wetan, Hadian melalui Kasi Pemerintahan, Acep Deni, menyampaikan bahwa inovasi dibentuknya objek wisata Tangga Seribu itu sebagai bentuk pengembangan potensi.
"Tanah carik desa itu sebelumnya dikelola warga dengan menanam berbagai sayuran, jadi perkebunan," kata Acep kepada Jabar Ekspres di ruang kerjanya, Kamis (14/7).
Mengenakan kemeja batik, Acep duduk di kursi tempatnya bekerja. Sambil merapihkan meja kerjanya, dia melanjutkan, pemanfaatan tanah carik desa menjadi objek wisata bertujuan supaya mendorong perekonomian lokal.
"Pemberdayaannya dari warga Desa Cibiru Wetan, mereka mengelola mulai dari karcis, parkir sampai warung dan jual makanan," ujar Acep dengan raut wajah ramahnya.
Di tengah aktivitas perangkat Desa Cibiru Wetan yang hilir mudik menyelesaikan tugas sebagai pelayan publik, Acep mengatakan, setiap lembaga hingga elemen masyarakat dilibatkan baik dalam pembangunan hingga pengelolaan wisata Tangga Seribu.
Menurutnya, dengan jalinan sinegritas setiap unsur di Desa Cibiru Wetan, menjadi modal penting dalam pengembangan inovasi guna memajukan desa.
"Alhamdulillah, warga yang belum bekerja dan yang sempat diberhentikan dari pekerjaannya karena Covid-19, sekarang tetap punya pemasukan dari mengelola wisata," ucapnya dengan posisi sama, duduk di balik meja kerja.
Pembantuan desa wisata itu, dijelasaan Acep sejak 2017 lalu. Area dataran tinggi menjadi alasan utama penamaan Tangga Seribu.
Dia mengaku, respons dan antusias warga Desa Cibiru Wetan atas terbentuknya wisata Tangga Seribu dinilai sangat positif, sebab tak hanya ikut gotongroyong membangun tapi pengelolaannya pun tergolong baik, terlihat dari dijaganya fasilitas dan kebersihan lingkungannya.
"Alhamdulillah masyarakat mendukung, kalau mereka gak mendukung mungkin belum ketia pembangunan akan ada penolakan, entah merusak fasilitas atau menghalangi proses pengerjaan," imbuh Acep.
Sumber: