Ukraina Bantah Titipkan Pesan, Natalius Pigai: Jokowi Tidak Paham Pesan dalam Perang

Ukraina Bantah Titipkan Pesan, Natalius Pigai: Jokowi Tidak Paham Pesan dalam Perang

JABAREKSPRES - Pihak Ukraina membantah klaim Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengaku membawa pesan dari Presiden Volodymyr Zelenskyy untuk Presiden Rusia Vladimir Putin dalam kunjungan kenegaraannya belum lama ini.

Menanggapi itu, aktivis HAM, Natalius Pigai menilai, Presiden Jokowi tidak paham tentang cara penyampaian pesan dalam peperangan.

Kata Pigai, pesan dalam peperangan itu harus tertulis. Tidak hanya itu, Pigai juga menilai Jokowi tidak menjaga martabat Presiden Ukraina Zelenskyy.

"Jokowi tidak paham pesan dalam perang mesti tertulis. Tidak bisa jaga martabat Zalensky," kata Pigai melalui akun Twitter-nya, dikutip Senin (4/6).

Pigai bahkan menyebut Presiden Jokowi telah membuat malu Indonesia di mata dunia. Dia juga menilai, baru pertama kali dalam ucapan presiden dibantah negara lain.

"Serangan saat di Rusia tanda tidak dihargai. Ada unsur bohong dunia. Baru pertama kali dalam sejarah seorang Presiden dibantah. Jokowi Gagal Total. Bikin Malu," urai Natalius Pigai.

Lebih lanjut, eks komisioner hak asasi manusia (HAM) ini mengatakan, pesan dalam peperangan itu dilakukan tertulis atau direkam.

"Penguasa/Pendukung tidak sadar kalau pesan dalam perang itu 'tertulis or direkam,' kata Pigai.

Seperti diketahui, sekretaris Kantor Presiden Ukraina, Serhii Nikiforov Volodymyr membantah klaim Jokowi yang mengaku membawa pesan dari Zelenskyy untuk Putin.

Serhii Nikiforov Volodymyr mengatakan, jika Presiden Zelenskyy ingin sampaikan pesan ke Putin, dia akan melakukannya secara terbuka di media. Tidak melalui perantara.

“Jika Presiden Volodymyr Zelenskyy ingin mengatakan sesuatu kepada Presiden Rusia Vladimir Putin, dia akan melakukannya secara terbuka, dalam pidato hariannya,” kata Serhii Nikiforov diberitakan media lokal Pravda.

Dia mengatakan bahwa fokus utama pembicaraan antara Jokowi dan Zelenskyy adalah terkait importir. Mereka tidak berbicara terkat solusi perdamaian.

“Indonesia adalah salah satu importir gandum terbesar dari Ukraina, dan blokade pelabuhan Ukraina adalah fokus utama pembicaraan antara presiden Indonesia dan Ukraina di Kyiv,” katanya.

Serhii Nikiforov menjelaskan bahwa Rusia memikul tanggung jawab penuh atas gangguan ekspor gandum Ukraina ke Indonesia, serta ke bagian lain dunia.

Sumber: