Dalam kesempatan yang sama, Mansen juga mengungkap rencana Methosa untuk terus berkolaborasi dengan seniman lintas bidang dan pemerhati lingkungan.
Salah satunya bersama Abah Beny dan musisi yang menciptakan karya dari suara rempah simbol kearifan lokal dan keberagaman bunyi Nusantara.
"Kami baru saja tampil di ulang tahun ke-49 WALHI. Kami bertemu musisi yang memainkan musik dari suara rempah, dan kami sudah menjadwalkan kolaborasi dengannya. Di album berikutnya kami juga akan membawa unsur etnik seperti Sunda dan Kalimantan. Musik kami selalu membawa napas kebudayaan,” ujar Mansen.
'Wisata Orang Waras' bukan sekadar panggung, melainkan ruang eksperimentasi sosial. Di sana, musik berfungsi sebagai terapi kolektif, alat perlawanan, sekaligus jembatan antara kesadaran dan keberanian.
Di tengah negara yang disebut Mansen “makin gila”, para seniman ini memilih jalan berbeda, mewaraskan bangsa dengan nada dan nalar.