Ia menyebutkan, skor IDSD 3,86 yang diraih Kabupaten Bandung tersusun dari performa pada 12 pilar penilaian: Pilar Institusi: 4,82. Pilar Infrastruktur: 3,09. Pilar Adopsi TIK: 4,44. Pilar Stabilitas Ekonomi Makro: 3,39. Pilar Kesehatan: 4,11. Pilar Keterampilan: 3,34.
Lalu Pilar Pasar Produk: 5,00 (skor tertinggi). Pilar Pasar Tenaga Kerja: 3,31. Pilar Sistem Keuangan: 2,25 (skor terendah). Pilar Ukuran Pasar: 4,40. Pilar Dinamika Bisnis: 4,72. Dan Pilar Kapabilitas Inovasi: 2,92.
Pencapaian ini, kata ia, menempatkan Kabupaten Bandung sejajar dengan daerah-daerah maju lainnya di Indonesia.
Informasi ini juga, lanjutnya, selaras dengan data yang diolah dan dipublikasikan oleh platform Instagram akun @GoodStats, yang merangkum Kabupaten Paling Maju di Indonesia berdasarkan IDSD 2024.
BRIN menjelaskan bahwa IDSD mengukur produktivitas dan kemajuan daerah berdasarkan empat komponen utama.
Pertama yakni, Sumber Daya Manusia (SDM), Pasar, Ekosistem Inovasi, dan Lingkungan Pendukung.
Pengukuran IDSD 2024 sendiri mencakup 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota, dengan 51 indikator untuk tingkat kabupaten/kota, di mana 463 kabupaten/kota berhasil dihitung skornya. Skor nasional IDSD 2024 (rata-rata seluruh provinsi) adalah 3,43 dari skala 5.
Untuk mendukung pemanfaatan data secara optimal, BRIN juga menyediakan Kalkulator IDSD yang dapat diakses melalui https://s.brin.go.id/l/dashboardIDSD untuk simulasi perhitungan skor oleh pemerintah daerah.* (ysp)