RADAR JABAR - Sebanyak 75 perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, di Kota Bandung, Jawa Barat, telah menandatangani komitmen untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sampah mandiri di lingkungan kampus masing-masing, dengan tujuan agar sampah dapat ditangani langsung di sumbernya.
Penjabat Wali Kota Bandung, A Koswara, dalam keterangannya di Bandung pada hari Kamis, menegaskan pentingnya konsistensi dalam menerapkan pola pengelolaan sampah yang efektif.
Hal ini menurutnya sangat krusial untuk mencegah terjadinya potensi darurat sampah di wilayah tersebut.
“Hadirnya unsur perguruan tinggi, diharapkan mampu menjadi mitra Pemkot Bandung. Baik itu dalam konteks penerapan program Kurangi, Pisahkan, dan Manfaatkan atau Kang Pisman di lingkungan kampus, maupun sebagai mitra edukasi bagi masyarakat yang tinggal di wilayah kampus tersebut,” katanya.
BACA JUGA:Bikin Haru! Ratusan Emak-emak Menangis Saat Bertemu Kang DS: Doakan Kembali Jadi Bupati
BACA JUGA:Polrestabes Bandung Bongkar Produksi Tembakau Gorila di Kamar Kontrakan
Berbagai perguruan tinggi yang ada di Kota Bandung mencakup sejumlah institusi ternama, di antaranya Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Universitas Padjadjaran, Universitas Pendidikan Indonesia, Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Institut Teknologi Bandung, Universitas Islam Bandung, dan Universitas Katolik Parahyangan.
Setiap perguruan tinggi tersebut memiliki peran penting dalam pengembangan pendidikan tinggi di kota ini.
Dalam konteks pengelolaan sampah, seorang pihak berwenang menekankan betapa pentingnya untuk menjaga konsistensi dalam pola pengelolaan sampah agar tidak terjadi potensi darurat sampah yang dapat mengganggu kenyamanan dan kebersihan lingkungan di Kota Bandung.
Ia menyatakan bahwa meskipun program Kang Pisman yang diluncurkan oleh Kota Bandung sudah dirancang dengan konsep yang cukup baik, keberhasilan program ini sangat tergantung pada eksekusi yang tepat dan konsistensi dalam penerapannya.
BACA JUGA:Nina Agustina Dibuat Terharu saat Ditepuk-tepuk Pundak oleh Warga: Ibu yang Sabar, Harus Kuat
BACA JUGA:Tak Mampu Diselesaikan Bupati Sebelumnya, Banjir Rancaekek 'Dibereskan' Kang DS dalam 100 Hari
"Pola pengelolaan sampah kita masih mengandalkan TPA. Idealnya, yang harus kita perbaiki ialah komitmen pengolahan di sumbernya," kata dia.
Ia mengingatkan bahwa jika paradigma penggunaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) masih terus dipertahankan sebagai konsep utama dalam pengelolaan sampah, kemungkinan terjadinya situasi darurat sampah di masa depan masih sangat besar.
Oleh karena itu, Pemerintah Kota Bandung mengimbau dan mendorong semua pihak untuk ikut berperan serta dalam melakukan perubahan dengan cara memulai pemilahan sampah dari sumbernya, agar pengelolaan sampah menjadi lebih efektif dan berkelanjutan.