Banyak jadi Andalan Ibu-Ibu, Channel Cocomelon Ternyata Berbahaya untuk Anak

Minggu 20-10-2024,12:11 WIB
Reporter : Wanda Novi
Editor : Wanda Novi

Masalah rentang perhatian yang pendek tidak hanya terjadi pada anak-anak, tetapi juga menjadi isu serius di era digital saat ini, bahkan untuk orang dewasa. Dari penjelasan ini, kita bisa menyimpulkan bahwa faktor-faktor buruk tersebut sangat mempengaruhi attention span anak-anak yang menonton video-video semacam ini.

Attention span sendiri adalah durasi waktu seseorang dapat fokus pada suatu hal tanpa terganggu. Sebagai contoh, ketika kita menonton video YouTube, baik itu video hiburan atau edukasi, berapa lama kita bisa tetap fokus? Apakah sepanjang durasi video, atau hanya setengahnya saja?

Dalam konteks anak-anak, misalnya ketika mereka belajar, pertanyaan pentingnya adalah berapa lama anak-anak ini bisa fokus sepenuhnya pada pembelajaran mereka? Apakah mereka mampu memahami apa yang dipelajari, atau baru sebentar belajar sudah merasa bosan?

Jika rentang perhatian mereka rusak atau terlalu singkat, saat baru membuka halaman pertama buku saja mereka sudah bosan atau kehilangan fokus. Sebaliknya, anak-anak dengan rentang perhatian yang normal biasanya masih bisa fokus hingga 30 menit atau 1 jam setelah mulai belajar. Setelah itu, mereka biasanya dapat mengembalikan fokus mereka dengan melakukan sesuatu yang menyenangkan, seperti istirahat atau bermain sebentar.

BACA JUGA:5 Kelebihan Menjalin Hubungan dengan Anak Tunggal Perempuan

BACA JUGA:5 Trik Parenting Untuk Membesarkan Anak Perempuan Yang Percaya Diri

Masalah pada anak-anak dengan rentang perhatian yang pendek adalah mereka kesulitan untuk fokus belajar. Dalam waktu singkat, mereka sudah kehilangan fokus, sehingga waktu belajar menjadi tidak efektif. Ketika anak tidak bisa fokus, tentu tidak ada pengetahuan yang masuk ke dalam otaknya.

Hal ini sangat fatal, karena pada masa pertumbuhan, anak-anak seharusnya mempelajari banyak hal, mengeksplorasi, dan memahami lingkungannya. Hal ini penting agar ketika mereka beranjak remaja, mereka memiliki wawasan yang luas tentang dunia di sekitarnya.

Jika rentang perhatian (attention span) anak-anak terganggu oleh video-video pendek, terutama seperti Cocomelon, maka anak-anak akan lebih mudah merasa bosan dalam momen-momen penting.

Misalnya, mereka bisa kehilangan fokus saat belajar atau merasa bosan ketika berada di acara keluarga, dan kegiatan lainnya yang sebenarnya penting bagi perkembangan mereka. Padahal, momen-momen tersebut sangat berharga dan berperan penting dalam tumbuh kembang anak-anak.

Pertanyaannya sekarang, apa solusi yang tepat untuk memperbaiki attention span, baik bagi diri kita sendiri maupun untuk anak-anak? Untuk menetralkan attention span, ada beberapa hal yang bisa dilakukan dari segi kesehatan.

Cara-cara utamanya meliputi meningkatkan kualitas tidur, seperti memperbaiki jadwal tidur, berolahraga atau melakukan aktivitas di luar rumah, dan meditasi atau ibadah. Semua itu tentu dilakukan agar anak-anak dapat memaksimalkan masa golden period mereka.

BACA JUGA:5 Kalimat yang Sebaiknya Tidak Diucapkan kepada Anak Jika Ingin Mereka Sukses

BACA JUGA:Kenali 9 Bahaya Membentak Anak yang Sering Diabaikan Orang Tua

Secara umum, memberikan gawai kepada anak-anak yang berusia 1 hingga 3 tahun memang tidak ideal. Saya pribadi lebih setuju jika anak-anak baru mulai mengakses gawai pada usia 4 hingga 6 tahun, dan itu pun bukan untuk diberikan secara pribadi. Sebaiknya, mereka hanya diberi waktu layar (screen time) selama 30 menit hingga maksimal 1 jam, dan selalu dalam pengawasan orang tua.

Perlu diingat, semua video YouTube dan kartun anak-anak populer seperti Cocomelon pada dasarnya dibuat untuk menarik perhatian (retention). Mereka lebih fokus pada bagaimana videonya dapat ditonton berkali-kali oleh anak-anak, bahkan sampai menimbulkan kecanduan, ketimbang benar-benar mengedukasi anak-anak tersebut.

Kategori :