Banyak jadi Andalan Ibu-Ibu, Channel Cocomelon Ternyata Berbahaya untuk Anak

Minggu 20-10-2024,12:11 WIB
Reporter : Wanda Novi
Editor : Wanda Novi

RADAR JABAR - Salah satu channel YouTube yang sering menjadi pilihan para ibu di seluruh dunia untuk anak-anak mereka adalah Cocomelon. Channel ini sering dipilih agar anak-anak bisa lebih tenang dan tidak tantrum.

Tidak jarang, anak berusia 1 hingga 3 tahun sudah diberi tontonan dari channel Cocomelon. Namun, apakah kalian tahu bahwa channel Cocomelon sebenarnya bisa berbahaya? Bukannya membuat anak lebih tenang, justru bisa membuat anak menjadi lebih sering tantrum.

Kok bisa begitu? Oleh karena itu, kali ini saya akan membahas tentang sisi negatif dari channel Cocomelon, channel yang dianggap sebagai konten anak-anak, namun bisa merusak otak. Kali ini, saya akan membahasnya secara santai.

Kalian tentu sudah familiar dengan channel Cocomelon, bahkan PewDiePie, mantan Raja YouTube, pernah menyindir dan merosting channel ini. Cocomelon dikenal karena kontennya yang ditujukan untuk anak-anak, memproduksi animasi musik dengan lagu-lagu anak yang diiringi dengan animasi yang sangat menarik perhatian banyak ibu.

BACA JUGA:Alasan Fenomena Video Skibidi di Toilet Dianggap Berbahaya untuk Anak

BACA JUGA: 5 Cara Melatih Kecerdasan Anak dengan Kemampuan Berpikir Kritis

Banyak ibu memilih konten ini dengan tujuan agar anak-anak mereka tidak rewel, dan memang benar, mayoritas anak yang menonton Cocomelon terlihat lebih tenang. Ada dua faktor utama yang membuat Cocomelon sangat menarik bagi anak-anak, namun sebenarnya justru berbahaya.

1. Warna Animasi Mencolok

Pertama, warna animasi Cocomelon sangat kontras dan memiliki saturasi tinggi, sehingga pergerakan karakter dan animasinya sangat memikat mata anak-anak.

Masalah utama yang muncul saat ini adalah ketika anak-anak diberikan tontonan seperti Cocomelon, yang memiliki high retention, penuh warna, dan elemen-elemen menarik lainnya, mereka cenderung mengalami overstimulasi.

2. Alur Terlalu Cepat

Video Cocomelon memiliki alur yang cepat, mirip dengan video-video MrBeast, di mana setiap menit atau bahkan detik selalu ada hal menarik, entah itu efek suara, adegan yang cepat, atau hal-hal lain yang membuat anak ingin menonton terus hingga video selesai.

Dari kedua faktor inilah, anak-anak jadi terstimulasi secara berlebihan. Padahal, anak-anak berada pada periode emas dalam perkembangan mereka, di mana mereka seharusnya belajar banyak dari orang tua dan lingkungan sekitarnya.

Hal ini tentu akan berpengaruh pada perilaku, kebiasaan, dan tingkat kecerdasan mereka ketika beranjak remaja hingga dewasa nanti. Proses pembelajaran yang ideal seharusnya terjadi secara alami, tanpa terburu-buru dan tanpa durasi yang terlalu lama.

Bahkan, dua faktor ini menyebabkan anak-anak menjadi ketergantungan atau kecanduan pada channel seperti Cocomelon.

Cara Channel Cocomelon Merusak Fokus Anak

Memang benar, tontonan seperti ini dapat membuat anak-anak tidak rewel saat di perjalanan, tetapi masalahnya muncul ketika mereka berada di rumah dan seharusnya menikmati waktu bersama keluarga.

Anak-anak ini akan enggan melepaskan perangkat mereka, karena begitu dilepas, mereka akan lebih tantrum dan rewel. Semua ini akibat overstimulasi, yang pada akhirnya bisa memicu masalah lain seperti tantrum berlebih, keterlambatan bicara, dan yang paling penting, memperpendek rentang perhatian (attention span).

Kategori :