RADAR JABAR - Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, pada Sabtu (7/9), meminta pertemuan dengan para duta besar negara-negara Barat dan perwakilan organisasi internasional di Lebanon untuk membahas serangan mematikan Israel terhadap petugas pertahanan sipil.
Serangan tersebut menyebabkan tiga paramedis tewas dan dua lainnya terluka ketika sebuah kendaraan pemadam kebakaran pertahanan sipil dihantam di Lebanon selatan. Mikati mengutuk keras "agresi baru Israel" yang menargetkan personel pertahanan sipil saat mereka berusaha memadamkan kebakaran akibat serangan udara di kota Feroun.
Ia menegaskan bahwa serangan ini merupakan pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan nilai-nilai kemanusiaan.
"Berdasarkan prinsip bahwa musuh, Israel, mengabaikan hukum dan norma internasional, saya telah meminta pertemuan darurat dengan para duta besar Barat dan perwakilan organisasi internasional di istana pemerintah pada Senin," ujar Mikati.
BACA JUGA:Setelah 16 Tahun Bebas Polio, Ibu Kota Pakistan Kembali Catat Kasus Baru
BACA JUGA:Kongo Terima Vaksin Mpox untuk Cegah Penyebaran Wabah
Mikati juga menjelaskan bahwa pertemuan darurat yang direncanakan pada Senin bertujuan untuk meminta komunitas internasional menghentikan serangan Israel terhadap Lebanon serta menekan Israel yang dianggap terus mengabaikan hukum dan melakukan kejahatan terhadap Lebanon dan warganya.
Ketegangan di perbatasan Lebanon dan Israel semakin meningkat dengan adanya serangan lintas perbatasan antara Hizbullah dan pasukan Israel.
Sebelumnya, pada saat yang sama, Israel terus melakukan serangan brutal di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 40.900 orang sejak 7 Oktober 2023, setelah serangan Hamas terhadap Israel.*