Konflik Antar Suku di Somalia Picu 150.000 Orang Mengungsi Sejak Awal 2024

Selasa 13-08-2024,15:12 WIB
Reporter : Eneng Suryani
Editor : Eneng Suryani

RADAR JABAR - Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan bahwa hampir 150.000 orang telah mengungsi di berbagai wilayah Somalia akibat konflik antar suku sejak Januari 2024.

Angka ini mencakup sekitar 42.000 orang, mayoritas wanita, anak-anak, dan orang tua, yang terpaksa meninggalkan kota Luuq di wilayah Gedo pada awal Juli akibat kekerasan yang meletus di sana. Selain itu, 12.000 orang lainnya juga melarikan diri ke lokasi yang sulit dijangkau di luar kota tersebut.

 

BACA JUGA:Demi Keamanan Nasional, Somalia Larang TikTok dan Telegram yang Diduga Dimanfaatkan untuk Propaganda Teroris

 

Kekerasan di Luuq diyakini dipicu oleh sengketa kepemilikan tanah, yang juga menyebabkan pembakaran pasar terbesar di kota tersebut, mengakibatkan kerugian besar bagi penduduk setempat.

Di wilayah Mudug, konflik antar-klan yang berlangsung dari 26 Juni hingga 2 Juli memaksa lebih dari 26.000 orang meninggalkan rumah mereka di daerah terpencil di distrik Galdogob dan Jariiban. Sementara itu, di Galmudug, kekerasan yang terjadi telah menewaskan lebih dari 55 orang dan melukai lebih dari 60 orang lainnya, sekaligus melumpuhkan layanan kemanusiaan penting seperti kesehatan, nutrisi, dan sanitasi.

OCHA menekankan bahwa mereka yang mengungsi sangat rentan, dengan mayoritas pengungsi terdiri dari perempuan, anak-anak, dan lansia. Diperkirakan 30 persen dari para pengungsi adalah penggembala ternak yang berhasil melarikan diri bersama ternak mereka. Kondisi ini semakin memprihatinkan karena layanan kemanusiaan di wilayah-wilayah terdampak menjadi terhenti akibat konflik yang terus berlangsung.

Khalid Abdullahi, seorang pakar kemanusiaan di Mogadishu, menyatakan bahwa pertikaian internal antar-komunitas di Somalia bukanlah fenomena baru. Namun, bentrokan antar-klan tampaknya semakin meningkat pada tahun ini.

Ia menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah federal dan negara-negara anggota federal untuk meningkatkan upaya penyelesaian konflik klan yang berulang, yang terus menghambat perdamaian dan stabilitas di Somalia.

 

BACA JUGA:5 Strategi Menghadapi Konflik Paling Ampuh Menurut Kenneth Thomas dan Ralph Kilmann

 

Kebutuhan kemanusiaan di Somalia diperkirakan akan tetap tinggi pada tahun 2024, dipicu oleh berbagai guncangan berulang seperti peristiwa iklim (kekeringan dan banjir), konflik dan ketidakamanan, kemiskinan yang meluas, serta wabah penyakit.

OCHA menyatakan bahwa sebanyak 6,9 juta orang di Somalia membutuhkan bantuan kemanusiaan pada 2024. Namun, dari dana yang dibutuhkan sebesar 1,6 miliar dolar AS (Rp25,35 triliun) untuk Rencana Respons Kemanusiaan 2024 di Somalia, baru sekitar 507 juta dolar AS (Rp8,03 triliun) yang telah diterima hingga 2 Agustus 2024.

Kategori :