RADAR JABAR - Maskapai penerbangan besar telah menghentikan layanan mereka ke Israel karena meningkatnya ketegangan regional dengan Iran dan Hizbullah, menyusul pembunuhan kepala politik Hamas, Ismail Haniyeh, pada hari Kamis (8/8).
Lufthansa Group dari Jerman telah membatalkan penerbangannya ke Israel hingga 13 Agustus, sementara anak perusahaannya seperti Swiss International Airlines, Austrian Airlines, Brussels Airlines, dan Eurowings juga membatalkan penerbangan hingga 12 Agustus.
BACA JUGA:Prancis Mengecam Israel karena Membenarkan Krisis Kelaparan di Gaza
Delta Air Lines dari AS mengumumkan penghentian penerbangannya ke Tel Aviv hingga 31 Agustus, sementara KLM dari Belanda menangguhkan semua penerbangan ke Israel hingga 26 Oktober.
United Airlines dari AS mengatakan bahwa penerbangan ke Israel akan ditangguhkan hingga pemberitahuan lebih lanjut, dengan penekanan pada pemantauan situasi dan keselamatan pelanggan serta kru.
Ismail Haniyeh dibunuh di Teheran pada 31 Juli setelah menghadiri pelantikan presiden baru Iran. Meskipun Hamas dan Iran menuduh Israel sebagai pelaku, Tel Aviv belum mengonfirmasi atau membantah keterlibatannya.
BACA JUGA:Pemerintahan Transisi Bangladesh Dipimpin Muhammad Yunus Akan Dilantik Kamis
Hizbullah juga mengancam balasan terhadap Israel setelah pembunuhan komandan seniornya, Fouad Shukr, dalam serangan udara di pinggiran selatan Beirut pada 30 Juli.
Ketegangan ini terjadi di tengah perang yang menghancurkan di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 39.600 orang dan melukai lebih dari 91.600 sejak 7 Oktober 2023 setelah serangan Hamas.*