3 Penyebab Mengapa Mobil BMW Tidak Awet

Sabtu 03-08-2024,10:27 WIB
Reporter : Wanda Novi
Editor : Wanda Novi

RADAR JABAR - Selain faktor harga, mobil Jepang juga sangat digemari di Indonesia karena sejarahnya. Sejak zaman penjajahan Belanda, mobil Jepang sudah hadir dan populasinya banyak. Selain itu, yang pasti membuat mobil Jepang sangat populer adalah keandalannya.

Banyak mobil tua buatan Jepang yang masih beroperasi hingga saat ini tanpa pernah mengalami overhaul. Begitu banyak orang yang memiliki mobil tua Jepang dan tidak mengeluh mengenai perawatannya. Dengan demikian, mobil buatan Jepang menjadi favorit di Indonesia.

Lalu, bagaimana dengan mobil buatan Amerika atau Eropa? Untuk mobil Amerika di Indonesia, merek-merek seperti Ford sudah tidak lagi beroperasi. Sementara itu, untuk mobil Eropa, hanya segelintir orang yang menggunakannya.

Merek Eropa yang cukup populer dan terjangkau untuk kaum muda di Indonesia adalah BMW dan Mercedes-Benz. Namun, tidak semua kaum muda yang kaya ingin memiliki mobil Eropa, dan mereka tetap memilih mobil Jepang, baik yang tua maupun yang baru.

BACA JUGA:Eksplorasi Motor BMW G 310 GS yang Penuh Unggulan, Cocok Untuk Para Petualang

Mengapa hanya segelintir orang yang mau menggunakan mobil Eropa? Jawabannya hanya satu: mobil-mobil Eropa, khususnya BMW, terkenal "penyakitan" dan tidak andal. Baik mobil baru maupun mobil tua, BMW sering kali bermasalah. Oleh karena itu, kita akan membahas mengapa BMW sering mengalami masalah dan tidak dapat diandalkan.

3 Penyebab Mobil BMW Tidak Awet

Mobil BMW biasanya berfungsi dengan baik ketika baru, hanya dalam kurun waktu sekitar lima tahun, atau setidaknya sampai masa garansi habis. Setelah itu, masalah mulai muncul. Berikut tiga alasan umum mengapa mobil BMW tidak awet dan harus sering mengunjungi bengkel.

1. Kelistrikan

Bengkel mana yang tidak pusing ketika menghadapi masalah kelistrikan BMW? Bahkan di bengkel resminya pun terkadang kesulitan untuk mengatasi hal ini. Mengapa demikian? Ini karena sistem kelistrikan BMW sangat kompleks, jauh lebih kompleks dibandingkan mobil Jepang.

Hal ini terjadi karena BMW selalu memimpin tren baru, desain baru, dan teknologi baru. Namun sayangnya, setiap kali BMW melakukan hal tersebut, selalu ada risiko bahwa sesuatu tidak diimplementasikan dengan benar.

BMW selalu mencoba hal-hal baru yang mungkin belum terbukti. Contohnya, BMW adalah produsen pertama yang mengimplementasikan fitur iDrive.

Dengan adanya sistem iDrive dan fitur untuk mendukung efektivitas berkendara, seperti menurunkan jendela secara otomatis, kaca tengah yang canggih, serta berbagai teknologi keselamatan, hal ini tentu saja menambah kompleksitas mobil.

BACA JUGA:Toprak Nantikan Sesi Uji Coba Bersama ROKit BMW Motorrad di Sirkuit Jerez

Dan karena kompleksitas ini, selalu ada risiko kesalahan. BMW tidak kekurangan kegagalan dalam hal elektronik dan masalah berbasis kelistrikan.

2. Cara Instalasi

Salah satu alasan sistem elektronik dan kelistrikan BMW sering bermasalah adalah cara instalasinya. Pada beberapa model BMW, baik tahun muda maupun tua, beberapa kabel dipasang dengan cara yang menciptakan titik-titik penekanan.

Selain itu, BMW sering menempatkan steker drainase di tempat yang buruk, yang merupakan masalah klasik yang diketahui dapat menyebabkan kebakaran. Mengapa demikian? Karena dengan steker drainase yang ditempatkan buruk, air dapat keluar dari titik pengumpulan dan menggenang di sana.

Kategori :

Terkait