Karyawan di fast food juga selalu menghadapi tekanan yang tinggi saat bekerja karena mereka dituntut untuk bekerja cepat tanpa istirahat yang memadai. Ditambah lagi, mereka harus bekerja di akhir pekan, larut malam, atau pada hari libur nasional. Bagi yang pernah bekerja di restoran atau kafe, pasti tahu bahwa pada hari-hari tersebut justru tetap harus masuk kerja.
Contohnya, Anda bisa melihat restoran mie yang sedang viral. Restoran ini selalu ramai bahkan hingga larut malam, dan karyawan mereka harus siap untuk bekerja dalam shift.
Kekhawatiran utama adalah kesehatan karyawan yang bisa terganggu karena tubuh mereka tidak siap untuk bekerja di jam yang seharusnya digunakan untuk istirahat. Hal ini mungkin tidak sebanding dengan insentif yang didapat dari kerja lembur.
3. Tidak Ada Kepastian Jenjang Karir
Selain itu, tingkat perputaran karyawan di industri fast food bisa dibilang cukup tinggi. Kebanyakan karyawan keluar karena tidak puas dengan pekerjaan mereka dan mencari peluang kerja yang lebih baik di tempat lain.
Sederhananya, jika Anda bekerja di perusahaan atau pemerintahan, Anda bisa mendapatkan peluang karir dan prospek yang jelas. Sedangkan, jika Anda bekerja di restoran atau kafe, karirnya terbatas.
BACA JUGA:Mengulas Manfaat Susu Babi, Apakah Bisa Dikonsumsi Manusia?
Oleh karena itu, kebanyakan orang yang bekerja di industri ini biasanya masih muda. Mereka mungkin bekerja untuk mengisi waktu luang sebelum mendapatkan pekerjaan tetap atau sebagai batu loncatan untuk karir masa depan mereka.
4. Dampak Kesehatan
Jika kita berbicara tentang fast food, hal tersebut selalu berkaitan dengan masalah kesehatan. Faktanya, banyak makanan fast food yang dijual sekarang memiliki kadar lemak, gula, dan garam yang sangat tinggi.
Contohnya seperti burger, pizza, minuman soda, dan fast food lainnya. Fast food ini memiliki risiko serius seperti menyebabkan obesitas, penyakit jantung, bahkan kematian. Tidak ada iklan fast food yang mengungkapkan efek jangka panjangnya jika dikonsumsi secara rutin.
Bisnis ini merancang produk mereka agar menjadi makanan yang sangat nikmat, menarik, dan mampu merangsang produksi dopamin di otak yang berkaitan dengan rasa senang. Oleh karena itu, ketika Anda makan makanan fast food, Anda bisa menjadi ketagihan karena efek ini.
Ketergantungan pada fast food bisa mengganggu kesehatan mental dan berpotensi menyebabkan kecemasan serta depresi. Selain itu, fast food juga berpotensi menyebabkan binge eating disorder, di mana seseorang makan dalam jumlah yang sangat banyak dan sulit menahan dorongan untuk berhenti makan.
Inilah sebabnya mengapa restoran fast food menghasilkan keuntungan besar karena produk mereka menjadi candu bagi banyak orang.
BACA JUGA:Membahas Minuman Alkohol dari Berbagai Sisi, Menciptakan Paradoks Berbahaya
Namun, di balik keuntungan yang tinggi, bisnis ini juga menciptakan bahaya dari bahan kimia bernama ftalat. Ftalat adalah bahan kimia yang digunakan untuk membuat plastik lebih fleksibel dan tahan lama. Anda bisa menemukannya di produk seperti sampo, sabun, dan mainan.
Penelitian dari George Washington University menemukan bahwa ftalat ini digunakan dalam kemasan makanan dan peralatan pengolahan makanan. Jika Anda terpapar ftalat dalam jumlah banyak, Anda bisa berisiko mengidap autisme, kanker, dan masalah perkembangan saraf. Dampak ftalat ini tidak hanya berpengaruh pada kesehatan, tetapi juga pada lingkungan.
5. Masalah Limbah
Restoran fast food memiliki limbah padat seperti sisa makanan dan minuman yang sering kali mencemari saluran air di sekitarnya. Limbah ini mengandung minyak lemak dan deterjen yang dapat merusak ekosistem air.