Negara Iklim Hangat Cenderung Miskin, Ini Hubungan Antara Suhu Daerah dengan Keadaan Ekonomi Penduduknya

Rabu 10-07-2024,15:31 WIB
Reporter : Wanda Novi
Editor : Wanda Novi

RADAR JABAR - Bumi dibagi oleh garis-garis yang membaginya menjadi belahan Utara dan Selatan serta beberapa iklim berdasarkan suhunya. Menariknya, jika ditarik garis lurus, ada kesamaan dan hubungan antara suhu suatu negara dengan julukan negara kaya atau negara miskin.

Ketika kita melihat data di mana negara-negara terkaya berada dan di mana negara-negara dengan ekonomi yang kurang berkembang berada, satu hal yang sangat jelas terlihat, hampir setiap negara dengan PDB per kapita tinggi berada di daerah yang dingin.

Sebaliknya, negara-negara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita yang lebih rendah ditemukan di daerah tropis yang lebih panas.

Mari kita lihat beberapa contoh yang lebih rinci. Lima ekonomi terbesar pada tahun 2022 (tahun di mana data terakhir tersedia) adalah Amerika Serikat dengan PDB 25,5 triliun USD atau sekitar Rp 400,3 kuadriliun, Cina dengan 17,9 triliun USD atau Rp 282,4 kuadriliun, Jepang dengan 4,2 triliun USD atau Rp 65,9 kuadriliun, Jerman dengan 4,1 triliun USD atau Rp 64,3 kuadriliun, dan India dengan 3,4 triliun USD atau Rp 53,3 kuadriliun.

Kalian bisa lihat bahwa keempat negara ini berada di daerah yang beriklim sedang atau lebih dingin, sedangkan India memiliki sedikit iklim yang lebih dingin di bagian utaranya dan lebih hangat atau tropis di selatannya.

Hubungan Iklim dan Ekonomi Negara

Coba kita cek juga PDB per kapitanya. Negara-negara dengan PDB per kapita tertinggi pada daya beli paritas per kapita tahun 2024 adalah Luksemburg, Irlandia, Singapura, Qatar, dan Swiss.

BACA JUGA:10 Negara Termiskin di Asia Pada 2024

Data PDB per kapita ini akan lebih bervariasi dalam hal wilayah iklim dibandingkan dengan PDB negara, tetapi jika kita melihat kumpulan data yang lebih besar, 14 dari 20 negara teratas dengan PDB per kapita tertinggi berada di luar tropis.

Sehingga bisa disimpulkan bahwa sekitar 70% negara dengan PDB per kapita tinggi berada di daerah yang lebih beriklim sedang hingga dingin dibandingkan dengan daerah hangat.

Dari data-data tadi, memang tidak bisa disimpulkan mutlak bahwa negara yang beriklim lebih dingin pasti memiliki ekonomi yang lebih baik daripada yang beriklim hangat karena selalu ada faktor lain yang mempengaruhinya. Namun, satu hal yang pasti adalah suhu memang mempengaruhi ekonomi suatu negara.

Selanjutnya, mari persempit perbandingannya. Kita ambil contoh dalam satu benua, misalnya di Amerika Selatan. Uruguay, Argentina, dan Chile memiliki PDB per kapita yang lebih tinggi. Semua negara ini terletak lebih jauh dari Khatulistiwa dan memiliki suhu rata-rata lebih rendah dibandingkan bagian lain Amerika Selatan.

Uruguay memiliki PDB per kapita tertinggi sekitar 20.795 USD, diikuti Chile dengan 15.355 USD, dan Argentina dengan 13.904 USD. Sebaliknya, negara-negara sepanjang Khatulistiwa memiliki PDB per kapita yang jauh lebih rendah: Colombia sekitar 6.630 USD, Ekuador sekitar 6.391 USD, dan Suriname 5.585 USD.

Hal yang sama juga terjadi di Afrika. Meski benua ini memiliki iklim panas, perbedaan suhu masing-masing negara mencerminkan ekonomi negara tersebut. Botswana, Afrika Selatan, dan Libya adalah beberapa negara terkaya di Afrika.

BACA JUGA:10 Kota Termiskin di Indonesia Pada 2024 Menurut Data BPS

Negara-negara ini terletak lebih jauh dari Khatulistiwa dibandingkan dengan sebagian besar negara lain di benua tersebut. PDB per kapita Botswana adalah 7.738 USD, Afrika Selatan 6.776 USD, dan Libya 6.716 USD. Di wilayah yang lebih panas dekat Khatulistiwa, ada Burundi yang memiliki PDB per kapita sekitar 238 USD, Sierra Leone 461 USD, dan Republik Demokratik Kongo sekitar 586 USD.

Kategori :