RADAR JABAR - Setiap tanggal 24 Mei, dunia memperingati Hari Kesadaran Skizofrenia Sedunia. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang skizofrenia, gangguan mental yang serius, dan menyuarakan pentingnya dukungan serta perawatan bagi mereka yang terkena dampak.
Pada tahun 2024, peringatan ini kembali menyoroti penyebab dan penanganan skizofrenia, yang menjadi kunci dalam membantu individu yang hidup dengan kondisi ini.
Apa itu Skizofrenia?
Skizofrenia adalah gangguan mental kronis yang mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku.
Orang dengan skizofrenia sering kali mengalami delusi (kepercayaan yang salah), halusinasi (melihat atau mendengar hal-hal yang tidak ada), pikiran yang kacau, serta gangguan fungsi sehari-hari.
Kondisi ini biasanya muncul pada akhir masa remaja atau awal masa dewasa dan dapat bertahan seumur hidup, meskipun gejalanya bisa bervariasi dari waktu ke waktu.
BACA JUGA:Soal Pendidikan yang Layak, Kang Haru: Pemerataan Fasilitas dan Hapus Stigma Sekolah Favorit
Penyebab Skizofrenia
Penyebab pasti skizofrenia belum sepenuhnya dipahami, namun penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini disebabkan oleh kombinasi faktor genetik, biokimia, dan lingkungan.
1. Faktor Genetik
Skizofrenia cenderung menurun dalam keluarga. Orang yang memiliki anggota keluarga dengan skizofrenia memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi ini dibandingkan dengan populasi umum.
Namun, tidak ada gen tunggal yang menyebabkan skizofrenia; kemungkinan besar kondisi ini hasil dari interaksi kompleks beberapa gen.
2. Faktor Biokimia
Ketidakseimbangan neurotransmiter di otak, seperti dopamin dan glutamat, diyakini berperan dalam skizofrenia.
Neurotransmiter adalah bahan kimia yang mengirimkan sinyal antara sel-sel saraf di otak. Gangguan dalam sistem neurotransmiter ini dapat menyebabkan gejala skizofrenia.
BACA JUGA:Apa Itu Kirab dalam Pernikahan? Ini Penjelasannya!
3. Faktor Lingkungan