Nol bersih yang dimaksud mengacu kepada netral, yaitu jumlah emisi karbon yang dihasilkan diharapkan tidak lebih besar dari kapasitas yang mampu diserap oleh bumi.
Nah, penggunaan kendaraan listrik merupakan salah satu strategi utama pemerintah untuk menekan emisi. Kampanye pemerintah, iklan, dan pemberitaan media ini memiliki dampak besar dalam pembentukan opini publik.
Sebuah survei yang dilakukan oleh PwC menemukan bahwa orang-orang yang mulai tertarik membeli kendaraan listrik, baik roda dua maupun empat, paling banyak terpikat karena alasan ramah lingkungan. Tapi, apakah benar demikian? Untuk menguji seberapa ramah lingkungan kendaraan listrik ini, kita perlu mendefinisikan arti "ramah lingkungan".
Jika definisi kita adalah tidak menghasilkan gas buang, maka kendaraan listrik di Indonesia masuk dalam kategori ramah lingkungan. Namun, yang sering kita lupa adalah bahwa suatu barang tidak secara ajaib muncul begitu saja.
BACA JUGA:10 Rekomendasi Panci Listrik Terbaik 2024, Memasak Semakin Mudah
Ada proses pengadaan barang yang panjang, mulai dari pengumpulan bahan baku, pengolahan, perakitan, distribusi, hingga industri pendukungnya.
Sebuah teknologi mungkin saja ramah lingkungan ketika berada di tangan konsumen, tetapi ia menghasilkan kerusakan yang besar dalam proses pengadaannya. Persis di sinilah masalah dari kendaraan listrik di Indonesia terletak.
Publik tidak diajak memahami kompleksitas isu, sehingga mereka tidak bisa menilai kualitas keputusan pemerintah di tengah kondisi dan opsi-opsi yang tersedia.
Publik juga tidak diajak memahami kekurangan-kekurangan kebijakan dan ikut berpartisipasi mendorong terciptanya solusi yang lebih baik.
Bias masyarakat perkotaan dalam pemberitaan media pun menganaktirikan masyarakat yang tinggal jauh dari ibu kota, melihat area mereka sebagai lumbung sumber daya untuk dikeruk bagi kepentingan orang kota.
Kita perlu lebih banyak media yang mengawal proses, memaksakan transparansi, dan mempertanyakan kebenaran klaim-klaim yang beredar, terutama terkait krisis iklim yang dampaknya akan mempengaruhi kualitas hidup, bukan hanya kita di hari ini, melainkan juga generasi yang akan datang.